Sabtu, 4 Oktober 2025

Anggota DPR Disuap

Masih Banyak Wakil Rakyat Belum Sadar Kewibawaan DPR

I Putu Sudiartana (IPS) ditangkap terkait suap proyek pembangunan 12 ruas jalan

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Komisi III I Putu Sudiartana (rompi orange) keluar dari gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/6/2016). Putu bersama empat orang lainnya ditahan KPK usai ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap proyek rencana pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat senilai Rp 300 miliar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sangat menyedihkan kembali Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan anggota Komisi III dari Demokrat I Putu Sudiartana (IPS).

I Putu Sudiartana (IPS) ditangkap terkait suap proyek pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat.

Masih terjadinya kasus korupsi oleh wakil rakyat, menurut Pengamat Politik dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto, makin menunjukkan masih banyak anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang belum sadar akan kewibawaan lembaga ini.

"Oknum-oknum DPR itu engak kapok-kapok bermain dan terjerumus," ujarnya kepada Tribun, Kamis (30/6/2016).

Yang pasti, kata dia, citra para wakil rakyat makin terpuruk karena kasus tangkap tangan suap anggota DPR RI tersebut.

"Harus ada gebrakan besar memperbaiki citra DPR yang selalu dirusak oleh oknum DPR. Citra DPR akan semakin turun kalau perilaku anggotanya masih ada upaya main-main," tegasnya.

Seminggu Dipantau

Tim Satgas KPK mengintai kemudian menangkap anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat, I Putu Sudiartana (IPS).

Enam orang termasuk Putu ditangkap saat berencana bertransaksi pemberian uang atas 'penggolan' pengajuan anggaran 12 ruas jalan di Provinsi Sumatera Barat dalam APBN-Perubahan 2016 yang disahkan DPR, Selasa (28/6/2016).

Bahkan, Putu sempat hadir bersama rombongan Komisi III dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan KPK di kantor lembaga anti-rasuah, sehari sebelumnya.

Namun, pimpinan KPK membantah timnya juga memantau pergerakan Putu sewaktu acara buka puasa bersama itu.

"Tidak ada sama sekali hubungan dengan acara buka puasa bersama dengan kasus ini. Itu bisa dikonfirmasi ke Bu Basaria," ujar Wakil Ketua KPK, Laode M Syarief.

Menurutnya, acara buka puasa bersama antara pimpinan KPK dan Komisi III tidak terkait dengan penelusuran kasus Putu.

Acara tersebut adalah murni ajang buka puasa bersama sekaligus untuk menjalin silaturahmi dan koordinasi pencegahan dan pemberantasan korupsi.

"Jadi, tidak ada hubungannya dengan surveillance atau pun penyadapan kepada Komisi III," kata Laode.

Laode menambahkan, pihaknya hanya menemukan tiga bukti transfer dari pihak pemberi, pengusaha, kepada Putu melalui rekening beberapa orang dekatnya. Sejauh ini, belum ada aliran dana ke rekan Putu di Komisi III maupun ke Partai Demokrat.

Putu sempat berbincang dengan beberapa pimpinan KPK sewaktu acara buka puasa bersama di kantor KPK. Bahkan, Putu sempat berfoto berdua dengan Ketua KPK, Agus Rahardjo.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Basaria enggan menjawab saat ditanya kondisi raut wajah atau ekspresi Putu sewaktu bertemu dengannya dalam acara buka puasa bersama.

Menurutnya, dugaan keterlibatan Putu sebagai penerima suap diketahui setelah tim penyelidik menangkapnya dan menemukan bukti transfer dana dari pengusaha ke rekening suami dari sekretarisnya, Noviyanto, Muchlis.

"Kalau kami tahu hari itu, dia (Putu) sudah ditangkap hari itu juga," kata Basaria.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved