Kata Yusril, Indonesia Sekarang Sama Seperti Mesir di Era Nabi Yusuf
Mesir di era Nabi Yusuf, yakni sekitar abad ke-9 sebelum masehi, sempat mengalami musim paceklik yang berkepanjangan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mesir di era Nabi Yusuf, yakni sekitar abad ke-9 sebelum masehi, sempat mengalami musim paceklik yang berkepanjangan.
Sehinga selama tujuh tahun rakyat hidup dalam kelaparan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mengatakan saat ini kondisi Indonesia dapat dikatakan menyerupai Mesir di era Nabi Yusuf.
Saat ini panen para petani jumlahnya jauh di bawah kebutuhan nasional. Alhasil, pemerintah harus impor.
"Sekarang kita menyaksikan kesulitan sudah di depan mata," ujar Yusril dalam sambutannya, di acara buka puasa bersama, di kantor DPP PBB, Jakarta Selatan, Minggu (26/6/2016).
Ia tidak mau menyebut permasalahan itu disebabkan karena azab namun menurutnya persoalan bahan pangan di Indonesia sedikit banyaknya dikarenakan ulah manusia sendiri, yani pengelolaan yang kurang tepat.
Salah satu permasalahan rendahnya produktifitas petani di Indonesia, adalah kurangnya lahan, yang dipicu oleh kesejahteraan.
Kata dia, bila petani mendapat subsidi yang tepat, maka kesejahteraan petani akan lebih terjamin, dan produktifitasnya akan terdongkrak.
"Kita sebenarnya harus subsidi petani dengan cara membeli produk, bukan dengan cara subsidi pupuk," katanya.
Ia mencontohkan, bila harga beras untuk golongan masyarakat menengah harganya Rp 12 ribu perkilogram di pasaran, pemerintah harus mau membeli beras tersebut seharga Rp 15 ribu, untuk kemudian dijual ke pasar seharga Rp 15 ribu.
"Kalau begitu tengkulak akan mati, tukang ijon akan mati," terangnya.
Bila jalur distribusi sudah steril, maka ketersediaan beras akan lebih terjamin. Apalagi petani sudah lebih semamgat berproduksi karena kesejahteraannya terjamin.
"Jangan subsidi pupuk, nanti dibeli terus dijual ke orang lain. Apalagi nani pupuknya dioplos sama penjualnya," ujar Yusril.
"Kalau ada yang mau beli beras Thailand, Jepang yang tiga puluh ribu sekilo, silahkan, tidak usah disubsidi," jelasnya.