Calon Kapolri
Kisah Uang Rp 12.000 Mengantar Tito Karnavian Jadi Kapolri
Pada masa itu, uang Rp 12.000 tak bisa dikatakan kecil mengingat harga bensin Rp 350 per liter
Sebagai bocah yang lahir dan tumbuh di Palembang, Sungai Musi menjadi bagian tak terpisahkan dari Tito Karnavian.
"Kami sekeluarga pernah tinggal di Tangga Buntung 36 Ilir, pada masa kecil Tito sering sekali berenang di Sungai Musi bersama teman-teman sebayanya. Bahkan Tito bisa menyeberangi Sungai Musi," ujar Achmad. Pada masa itu, Tito juga suka main layangan.
Tito sempat mengenyam pendidikan SD di kawasan Tangga Buntung 36 Ilir.
Kemudian pindah ke SD Xaverius 1 Palembang dan melanjutkan ke SMP Xaverius I Palembang.
Di sekolah, sejak SD sampai SMA, Tito juga aktif di Pramuka yang sesuai dengan sikap disiplinnya.
Achmad mengaku terakhir bertemu Tito ketika alumni SMAN 2 Palembang itu masih bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya.
Saat itu Achmad berpesan bahwa ke depan, persaingan akan semakin ketat.
Jika memang sudah digariskan oleh Allah bahwa Tito akan mengemban amanah yang lebih besar, maka hal itu akan terjadi.
"Saat itu dia menyatakan tidak memiliki ambisi untuk jabatan yang lebih tinggi, saya katakan persaingan pasti akan semakin berat, semua berebut mencari posisi, kalau ada suratannya pasti akan terjadi," kata mantan penyiar RRI Palembang yang kini menjadi penulis buku religi Baitullah itu.
Komunikasi Achmad dan Tito lebih banyak dilakukan lewat telepon.
"Sampai saat ini Tito masih terus berkomunikasi dengan saya dan saudara-saudaranya. Tito kalau mau bertugas selalu izin dan minta doa dari keluarganya. (tribun/tri)