Calon Kapolri
Kisah Uang Rp 12.000 Mengantar Tito Karnavian Jadi Kapolri
Pada masa itu, uang Rp 12.000 tak bisa dikatakan kecil mengingat harga bensin Rp 350 per liter
Presiden Joko Widodo telah mengajukan Komjen Pol Tito Karnavian, sebagai calon tunggal Kepala Polri, menggantikan Jendral Pol, Badrodin Haiti, yang akan pensiun bulan depan.
Ketua DPR, Ade Komarudin memastikan sudah menerima surat rekomendasi Presiden Jokowi yang mengajukan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon tunggal. Nama Tito diungkap Ade disela-sela inspeksi ke Stasiun Gambir, Rabu (15/6).
"Surat berisi Presiden RI menyampaikan pencalonan Komjen Tito Karnavian, satu-satunya menjadi calon Kapolri," kata Ade Komarudin alias Akom.
Surat tersebut disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno langsung ke Ketua DPR, sesaat sebelum Akom dan rombongan DPR beranjak dari komplek parlemen, untuk menuju stasiun Gambir.
"Sebelum ke sini, saya menerima Menteri Sekretaris Negara, untuk menyampaikan surat itu, ini dadakan sekali," ujarnya.
Tak berharap
Achmad Saleh mengaku, ketika proses pencalonan Kapolri mulai bergulir, keluarganya tidak memiliki harapan besar.
Mereka menyadari bahwa Tito merupakan jenderal bintang tiga paling muda di Polri. Lazimnya, jabatan Kapolri jatuh kepada jenderal bintang tiga senior.
Achmad mengatakan, Tito memiliki sikap disiplin sejak masih usia sekolah.
"Sejak kecil memang disiplin, kalau sekolah biasa saja penampilannya, tapi kalau ada tugas dari sekolah, langsung dikerjakannya, bahkan jika teman yang mengajak bermain, dia tidak menghiraukannya," ungkap Achmad.
Sikap disiplin itu sesuai doanya saat memberikan nama bagi anak keduanya yang lahir pada 26 Oktober 1964.
Nama Tito diambil dari nama Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito yang dikenal sebagai pemimpin negara yang disiplin serta disegani di zamannya.
Sedangkan kata Karnavian mengacu pada sebuah karnaval mahasiswa yang ditangani Achmad di detik-detik menjelang kelahiran putranya.
Di balik nama itu, tersemat asa agar di masa mendatang, Tito Karnavian dapat menjadi pemimpin yang disiplin dan disegani.
"Itu harapan saya. Sejak dia kecil, saya memang berharap dia bisa menjadi pemimpin," kata alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya itu.