KPK Tangkap Legislator DKI
Sebelum Sanusi Ditangkap KPK, Ada Feeling tidak Enak Dirasakan Sang Istri
NAOMI Shalima, istri anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi tampak bingung dengan kedatangan wartawan ke rumahnya di Blok F1, Permata Regency.
NAOMI Shalima, istri anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi tampak bingung dengan kedatangan wartawan ke rumahnya di Blok F1, Permata Regency, Jakarta Barat, Jumat (1/4/2016) pagi.
Naomi yang mengenakan baju gamis berwarna ungu bingung menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan kabar suaminya diamankan KPK pada Kamis malam.
Ia hanya menjawab singkat setiap pertanyaan yang dilontarkan wartawan.
"Iya saya sudah tahu semalam dibawa KPK, semalam ditelepon bapak (Sanusi)," kata Naomi di depan rumahnya.
Menurut Naomi pada Kamis malam, sekitar pukul 20.00 WIB, dia ditelepon oleh suaminya. Dalam percakapan telepon tersebut suaminya mengabarkan telah dibawa ke kantor KPK.
"Dibawa saat perjalanan pulang dari kantor," ujarnya.
Naomi yang tidak tahu kasus apa yang membelit suaminya tersebut mengaku perasaanya tidak enak saat hari Kamis lalu. Namun ia tidak menyangka perasaannya tersebut terkait suaminya.
"Saya dan anak ada ada feeling tidak enak dan ada kejadian ini," katanya.
Ia mengaku menunggu kabar terakhir dari suaminya tersebut. Ia akan menjenguk suaminya di KPK apabila sudah ditelepon Sanusi.
"Menunggu perintah bapak. Belum menjenguk juga nunggu perintah bapak," katanya.
Rumah Sanusi Sepi
Menjelang sore rumah bakal calon gubernur DKI dari Partai Gerindra, M Sanusi di Permata Regency tampak sepi. Tiga kendaraan miliknya yakni, VW caravel Abu-abu, Jaguar hitam, dan mobil dinas Corola Altis tidak tampak terparkir di garasi rumahnya.
Hanya ada dua pembantu yang hilir mudik keluar masuk rumah tanpa pagar halaman tersebut.
"Di catatan kami mobilnya sedang ke luar," ujar salah seorang petugas keamanan Permata Regency.
Sementara itu pada siang hari, salah seorang kerabat Sanusi datang menggunakan mobil Mazda berwarna putih. Apabila pada pagi hari tampak bingung, pada siang hari istri Sanusi menjadi syok.
Itu diketahui dari tetangga yang menjenguk istri Sanusi di rumahnya.
"Ibu syok dan sedang istirahat," katanya.
Sekitar pukul 16.30 WIB, istri Sanusi tampak keluar dari perumahan bersama kerabatnya menggunakan mobil Mazda berwarna putih. Tidak diketahui, kemana ia pergi. Naomi hanya senyum kepada wartawan saat keluar komplek perumahan.
Sanusi memiliki dua rumah di Permata Regency, Srengseng, Jakarta Barat. Satu rumah di blok F nomor 1 dengan luas kurang lebih 17 X 9 meter yang letaknya di hook perumahan, dan satu lagi di blok C nomor 158 yang luasnya kurang lebih 17 X 8 meter persegi.
"Pertama kali pindah ke sini, kurang lebih tiga tahun lalu, beli yang di blok C, dua tahun kemudian lalu beli lagi yang di blok F," ujar Agus salah seorang petugas keamanan Permata Regency.
Dua tahun terakhir rumah Sanusi lebih banyak tinggal di blok F nomor 1, sementara rumah pertamanya hanya ditinggali sesekali dan digunakan untuk pengajian.
"Ya paling digunakan pengajian," kata Agus.
Dua rumah Sanusi di komplek Permata Regency tampak mewah. Dua rumah tersebut berlantai tiga dengan gaya minimalis dan didominasi warna putih. Terdapat kandang kucing di setiap rumah Sanusi. Ada juga tiang untuk olahraga di samping rumah.
"Kandang kucing karena anaknya yang cewek paling kecil suka pelihara kucing, kalau alat olahraga itu biasa digunakan anaknya yang laki-laki yang sekolah di SMA. Dia (Sanusi) anaknya dua," paparnya.
Menurut Acuy, petugas keamanan lainnya harga rumah termahal di kompleksnya sekitar tiga miliar rupiah, sementara yang paling murah 2,5 miliar rupiah. Terdapat 170 unit rumah di kompleks Permata regency. Ketika ditanya harga rumah Sanusi, ia mengaku tidak tahu.
"Kalau berapa dulu dia beli rumah saya tidak tahu, tapi yang pasti dulu tiga tahun lalu masih murah, enggak akan sampai tiga miliar," katanya.
Meski baru tiga tahun pindah ke Permata Regency, Mohammad Sanusi sangat supel dengan tetangga dan petugas keamanan. Menurut Acuy, petugas keamanan di Permata Regency, meski merupakan seorang pejabat, Sanusi tidak sungkan untuk berbaur.
"Dia baik orangnya ramah, supel, bahkan sering ledek-ledekan sama kita. Saking sudah dekatnya kita biasanya panggil dia Bang Uci," paparnya.
Dalam kesehariannya menurut Acuy, Sanusi tampil sederhana. Apabila pagi atau sore hari ia sering jalan-jalan di kompleks perumahan menggunakan celana pendek.
"Kalau penampilan enggak ada mewah-mewahnya, selalu pakai celana pendek. Kelihatan rapi kalau mau berangkat kerja saja," katanya.
Acuy pun mengaku kaget mendengar warga kompleksnya ditangkap KPK. Ia masih ingat pagi sebelum ditangkap KPK, Sanusi masih menyapanya saat keluar kompleks.
"Saya kaget saya baru tahu beritanya, saat ada wartawan kesini. Kemarin pagi dia teriak manggil saya," katanya.
Sanusi dikenal warga sebagai sosok yang dermawan. Ia sering menyumbang termasuk saat perayaan Idul Adha.
"Setiap tahun dia pasti kurban, kalau engga sapi ya kambing. Idul Adha 2014 lalu dia bahkan kurban sapi Limosin," ujar salah seorang tetangga Sanusi.