Rabu, 1 Oktober 2025

Wisata Gerhana Matahari Total

MUI Ajak Umat Islam Salat Gerhana, Ini Tata Caranya

Karena ketua Komisi Dakwah MUI Pusat ini jelaskan, sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda kebesaran Allah SWT

Banjarmasin Post/Net
Ilustrasi salat gerhana 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM -- MENYAMBUT fenomena langka Gerhana Matahari Total (GMT) yang jatuh pada Rabu (9/3/2016) hari ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat mengajak seluruh umat Islam menggelar Salat gerhana.

"Jika kita melihat gerhana maka sebaiknya shalat, berdo'a dan istighfar. Demikian sabda Nabi SAW memperingati umat agar menyikapi gerhana dengan baik," ujar ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Cholil Nafis, kepada Tribun, Selasa (8/3/2016).

Karena ketua Komisi Dakwah MUI Pusat ini jelaskan, sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda kebesaran Allah SWT.

Gerhana tidak berarti karena siksa atau duka atas kematian seseorang.

"Gerhana terjadi sebagai tanda bahwa Bulan dan Matahari tak pantas disembah meskipun besar dan bersinar," tegas Cholil.

Karena itu, cara menyikapi gerhana total Matahari pada Rabu (9/3/2016) besok dengan doa dan Salat.

"Waktunya adalah mulai gerhana Matahari sampai tampak jelas kembali," cetusnya.

"Jika sudah selesai gerhana maka tak disunnahkan shalat apalagi menggantinya," jelasnya kemudian.

Dia jelaskan shalat gerhana dapat dilakukan sendirian atau berjema'ah.

Shalat gerhana berjema'ah disunnahkan membaca khutbah.

Cara shalat gerhana ialah harus suci dari hadats kecil dan besar.

Lalu memulai shalat gerhana dg takbir, terus baca doa iftitah, baca surat Al-Fatihah dan surat al Qur'an yang panjang.

Lalu ruku' dan kemudian berdiri membaca surat Al-fatihah dan surat al Qur'an. Lalu ruku' dan kemudian i'tidal.

Lalu sujud dua kali yg ringan saja. Demikian pada raka'at kedua seperti raka'at pertama, yaitu dua kali ruku' dan dua i'tidal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved