Kamis, 2 Oktober 2025

Kontroversi Gafatar

Pimpinan Gafatar Ahmad Mushadeq Mengaku sebagai Juru Selamat kepada Bibit

Yang tak pernah dilupakan Bibit adalah momen saat bertemu dengan pimpinan tertinggi Gafatar yakni Ahmad Mushadeq.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/Lendy Ramadhan
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto menuturkan kisah awal mula dirinya dulu bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di kantornya, di Wisma GKBI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016). Bibit Samad Rianto bergabung dengan Gafatar selama dua tahun sebagai dewan pembina. 

Oleh karena itu, Bibit merasa harus mencari massa atau mencari anggota untuk bergabung dengan organisasinya tersebut.

Januari 2012, Bibit yang hobi berenang, pagi itu sedang berenang di kolam renang yang tak jauh dari rumahnya.

Ketika itulah, ada seorang anak muda yang mendekatinya. Pemuda tersebut mengaku dirinya anggota organisasi Gafatar.

Anak muda tersebut belakangan diketahui Bibit adalah pesuruhnya Ketua Umum Gafatar.

Beberapa hari setelah pertemuan di kolam renang itu, Bibit diajak anak muda itu untuk dikenalkan dengan Ketua Umum Gafatar, yang bernama Maftul Muis Manurung.

Saat bertemu, Maftul Muis menjelaskan program Gafatar yang lebih banyak berkecimpung di kegiatan sosial.

"Dia (Maftul Muis) menunjukkan foto-fotonya, ada kerja bakti, membersihkan parit dan selokan bersama Kodim dan TNI, membantu korban bencana banjir, pengobatan gratis. Saya bilang bagus," terang Bibit.

Dewan Pembina
Tak lama setelah pertemuan itu, Bibit diundang Maftul untuk menjadi pembicara di seminar dan sarasehan yang digelar Gafatar.

Bibit biasanya berbicara tentang integritas, anti korupsi, nilai kebangsaan dan Pancasila.

"Setelah beberapa kali mengisi acara mereka, akhirnya mereka meminta saya bergabung menjadi Dewan Pembinanya," jelas Bibit.

Bibit pun bersedia.

"Saya bilang, Oke lah selama itu bermanfaat untuk bangsa ini saya bilang siap," kata Bibit.

Ketika itu, Bibit menduga Gafatar menempatkan dirinya menjadi Dewan Pembina agar organisasinya berkembang. Bibit pun juga berpikiran, jika ia butuh sesuatu terkait organisasinya, GMPK, maka Gafatar bisa diminta bantuan.

Selama tiga tahun bergabung Gafatar, Bibit mengaku hanya sebatas mengisi kegiatan seminar dan sarasehan.

Hitungan Bibit, setidaknya sudah 10 seminar atau sarasehan yang ia lakoni bersama Gafatar. Antara lain di Jakarta, Tangerang, Denpasar dan Makassar.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved