Bela Negara
Pimpinan DPD: Bela Negara Bukan Antisipasi Perang Laut Cina Selatan
Walaupun belakangan ini ekskalasi perairan di Laut Cina Selatan meningkat pasca Tiongkok mengklaim Pulau Natuna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPD, Komjen Pol (Purn) Faroek Muhammad menilai program bela negara yang diprakarsai Kemenhan kecil kemungkinannya untuk mengantisipasi potensi perang di Laut Cina Selatan.
Walaupun belakangan ini ekskalasi perairan di Laut Cina Selatan meningkat pasca Tiongkok mengklaim Pulau Natuna sebagai bagian dari wilayah negaranya.
"Saya rasa bukan itu. Secara awam kita melihat kemungkinan terjadi perang di Laut Cina Selatan itu terlalu prematur," kata Faroek usai diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015).
Program bela negara justru dilihatnya tidak disiapkan mengantisipasi pecahnya perang di Laut Cina Selatan. Meski sejumlah negara, selain Indonesia juga telah mengirim armada militernya ke perairan Natuna.
Lagi pula, kata Faroek klaim Tiongkok atas Natuna tidak mungkin diselesaikan dengan mengangkat senjata. Dia meyakini penyelesaian itu akan dilakukan melalui jalur diplomasi.
Bagi Faroek, program bela negara ini cenderung karena perilaku terhadap warga negara, khususnya pemuda, agar tak lupa mereka wajib mencintai negaranya.
Sehingga, nanti diharapkan ke depan para pemuda dengan sikap cinta tanah air dapat membangun bangsa Indonesia.
"Bukan mustahil juga ada pejabat yang menunjukkan tidak cinta tanah air. Dan kadang-kadang kita lupa kalau kita punya negara. Mungkin bela negara lebih cenderung ke hal-hal semacam itu," kata Faroek.