Menag Apresiasi Kamboja Izinkan Muslim Berkerudung saat Bikin Paspor
Datuk Othsman mengatakan, dari 15 juta penduduk Kerajaan Kamboja, sekitar 4 persen beragama Islam.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin apresiasi terhadap sikap pemerintah dan rakyat Kamboja yang menerima Islam dengan baik.
Hal ini diketahuinya, saat menerima Menteri Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan (Ministry of Labor and Vocationanl Training) Kerajaan Kamboja, Datuk Othsman Hassan dan rombongannya di Ruang Kerja Menag, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).
Datuk Othsman mengatakan, dari 15 juta penduduk Kerajaan Kamboja, sekitar 4 persen beragama Islam.
"Umat Muslim diterima sangat baik di Kerajaan Kami. Bahkan Raja Kamboja membuat keputusan untuk memperbolehkan seorang Muslim memakai kerudung atau songkok ketika membuat passport," ungkap Datuk Othsman yang datang didampingi oleh Sos Musine (Kementerian Agama dan Kepercayaan), Nos Sles (Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga), San Saran dan Yob Ahskary.
Untuk diketahui rakyat Kamboja beragama Buddha, dan mayoritas Muslim di sana berbahasa Champa, dimana sekitar 30 persen, bahkan bahasanya nyaris sama dengan Bahasa Melayu.
Huruf Champa pun mirip dengan huruf Jawa, karena mempunyai hubungan erat ratusan tahun lalu. Sunan Ampel (Ayahanda Sunan Bonang) merupakan Walisongo keturunan Champa. Datuk Othsman mengingatkan, pada 1993-an, saat Kamboja Perang saudara, Pemerintah Indonesia banyak membantu.
Mendengar cerita Datuk Othsman tentang Indonesia, Menteri Agama bersyukur dan gembira. "Syukurlah, semoga Umat Islam terus mampu memberi maslahat dan manfaat yang lebih besar lagi kepada peradaban dunia," kata Lukman
Dalam kesempatan itu, Othsman pun menyampaikan harapan Pemerintah Indonesia bersedia membantu pendidikan agama, khususnya Islam di Kerajaan Kamboja.
"Ugama Islam ada di 25 Provinsi Kerajaan Pak Menteri, Kami sangat membutuhkan bantuan Indonesia agar Umat Islam Kamboja mampu mempelajari dan memahami Agama Islam dengan baik dan benar. Jika Pak Menteri Berkenan, bolehlah Kami memohon bantuan, agar anak-anak kami belajar di Indonesia," kata Datuk Othsman.
Atas permintaan tersebut, Menag dengan senang hati merima permohonan tersebut. Menurut Lukman, pada prinsipnya, bangsa Indonesia membuka diri terhadap Kamboja.
"Kami, Bangsa Indonesia, membuka diri dengan senang hati, dan agar hubungan Indonesia dengan Kamboja semakin meningkat, Kami siap menerima Pelajar kamboja jika hendak sekolah di Indonesia. kebutulan Kementerian Kami mengelola Pendidikan Islam dari RA hingga S-3. Bahkan juga mengelola pendidikan Islam spesifik, yakni Pondok Pesantren. Untuk itu, silahkan secara teknis untuk koordinasi dengan kami, para pelajar Kamboja ingin mempelajari apa, nanti akan kita carikan pondok-nya, agar out put yang didapat, sesuai dengan keinginan," ujar Menag.
Kemenag, tegas Lukman juga mendukung peningkatan kerja sama dua negara. Kemenag juga siap mengarahkan, memberi saran, masukan dan beberapa hal yang dibutuhkan, jika Pemerintah Kerajaan Kamboja memerlukan bantuan dibidang pendidikan agama, khususnya Islam. Selain itu, ujar Menag, Indonesia juga siap membantu mengirim para pendidik untuk mengajar Agama Islam di Kamboja.