Minggu, 5 Oktober 2025

Wapres Singgung Soal Mobil Crane Di Depan Peserta Lemhanas

Untuk mengembangkan sektor kelautan dibutuhkan teknologi kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.

Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan sebelum memencet tombol ketika membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Kamis (20/8/2015). Dengan luas area sebesar 91.577 meter persegi, pameran otomotif ini didukung oleh 34 merek kendaraan dan 351 exhibitors yang berlangsung hingga 30 Agustus mendatang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengembangkan sektor kelautan dibutuhkan teknologi kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Teknologi tersebut lah yang membuat industri kelautan menjadi lebih efisien, dan telah merubah wajah pelabuhan selama puluhan tahun terakhir.

Dalam pemaparannya di hadapan puluhan peserta sekolah Lemaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2015), Jusuf Kalla menyebut salah satu teknologi yang telah merubah wajah pelabuhan, adalah teknologi container.

Teknologi yang ditemukan oleh Amerika Serikat saat menjalani perang di Vietnam itu, telah membuat sistem logistik menjadi lebih efisien, memangkas ongkos ligistik hingga 50 persen. Dengan teknologi container, tidak perlu lagi tenaga kuli kuli angkut pelabuhan.

"Setelah ada kontainer pelabuhan sepi, tidak ada kuli panggul, yang ada crane, crane yang sedikit dipertanyakan itu," ujar Jusuf Kalla yang membuat sebagian peserta sekolah Lemhanas tersenyum.

Jusuf Kalla tidak menjelaskan crane yang menurut dia dipertanyakan itu. Namun sejak dua pekan lalu Wapres sempat dikaitkan dengan kasus pengadaan mobil crane di PT.Pelindo II, yang kasusnya hingga kini masih ditangani Bareskrim Mabes Polri.

Jusuf Kalla tidak dituduh telah terlibat dalam pengadaan, namun Direktur PT.Pelindo II, RJ.Lino yang ruangannya digeledah Polisi pada 28 Agustus lalu, sempat menghubungi sejumlah menteri karena tidak terima penggeledahan. Salah satu yang dihubungi adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sofyan Djalil.

Atas kasus penggeledahan itu, Jusuf Kalla saat berkunjung ke Korea Selatan dua pekan lalu sempat menghubungi Kabareskrim, Komjen Pol Budi Waseso. Ia menanyakan duduk perkara kasus tersebut, dan mengingatkan Budi Waseso tentang instruksi presiden soal ketertiban penegakan hukum

Budi pun dimutasi dari jabatan Kabareskrim setelahnya. Ia dipindah menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Ia bertukar posisi dengan Kepala BNN, Komjen Pol, Anang Iskandar.

Jusuf Kalla juga sempat dikabarkan sebagai rekan bisnis keluarga RJ.Lino, karena kerabat RJ Lino memiliki saham dalam jumlah besar di PT.Bukaka Teknik Utama, yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan yang didirikan keluarga Jusuf Kalla.

Kabar tersebut disangkal oleh Jusuf Kalla. Ia memastikan tidak ada saham keluarga RJ.Lino. Ia menyebut sebagian besar saham di perusahaan tersebut dibeli oleh lembaga keuangan, namun ia belum bisa memastikan apakah keluarga RJ.Lino memiliki saham di lembaga keuangan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved