Muktamar Nahdlatul Ulama
Barisan Muda NU: Segera Bentuk Tim Penyelamat NU
registrasi peserta Muktamar NU ke-33 yang berlarut-larut disebabkan oleh panitia Muktamar yang meminta peserta untuk mengisi nama-nama AHWA.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Presidium Barisan Muda Nahdlatul Ulama, Mohammad Amin, mengatakan terjadinya kekisruhan di arena Muktamar NU ke-33 tadi malam yang melibatkan peserta Muktamar dengan Panitia Pendaftaran harus direspon secara serius.
Menurutnya, registrasi peserta Muktamar NU ke-33 yang berlarut-larut disebabkan oleh panitia Muktamar yang meminta peserta untuk mengisi nama-nama AHWA.
"Ini adalah kesalahan fatal yang menjadi pemicu suasana Muktamar menjadi panas dan kacau balau seperti yang terjadi semalam," kata Amin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/8/2015).
Jadi wajar kata Amin, jika para pengurus cabang dan pengurus wilayah yang sudah melakukan registrasi peserta dan menyerahkan daftar nama AHWA menarik rekomendasi sistem pemilihan Rois Aam karena sistem pemilihan tersebut belum disepakati oleh Muktamirin.
"Kami juga mendengar adanya skenario jahat apabila seluruh peserta baik maupun PWNU sudah melebihi 50 plus satu atau 275 pc dan pw maka ada skenario pemilihan Rois Aam dan Ketum Tanfidz secara aklamasi yaitu memilih KH Mustofa Bisri sebagai Rois Aam dan Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum," tuturnya.
"Dan menurut kami cara-cara ini melukai perasaan muktamirin yang datang jauh-jauh dari seluruh pelosok negeri," tambahnya.
Oleh karena itu kata Amin, Barisan Muda NU mendesak PWNU dan PCNU untuk mengambil inisiatif dan berkumpul untuk dibentuknya Tim Penyelamat NU yang terdiri dari PC dan PWNU tanpa melibatkan panitia Muktamar.