Rabu, 1 Oktober 2025

Pesawat Airasia Jatuh

Dulu, Bahkan tak Semua Anggota TNI Tahu Lanud Iskandar Pangkalan Bun

Puluhan helikopter milik TNI Angkatan Udara, Polri, Badan SAR Nasional, bahkan Seahawk milik Amerika Serikat mendarat di lanud Iskandar

Editor: Gusti Sawabi
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Helikopter Sea Hawk 60K x2 dari kapal Jepang unit Destroyer Takanami MSDF Maritime Vessel Unit mengangkut tim serta Mayjor Nagakuma, Chief Coordinator Rescue Jepang ke Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015) untuk mencari korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Setelah itu, Komodor (U) Suryadi Suryadarma mengambil inisiatif mengirimkan 13 orang ke Kalimantan, dua di antaranya merupakan teknisi radio dari AURI, Hari Hadi Sumantri dan FM Soejoto. Sedangkan 11 orang lainnya merupakan putra Kalimantan. Kesebelas putra kalimantan itu adalah Iskandar sebagai pimpinan pasukan, Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Williem, Imanuel, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi.

Ke-13 orang itu kemudian diterjunkan di Desa Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 17 Oktober 1947. Mereka diterjunkan dengan menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002.

"Setelah mendarat dengan selamat, mereka kemudian menghadapi pasukan Belanda yang tengah melangsungkan Agresi Militer I. Saat itu Belanda berupaya untuk merebut seluruh wilayah jajahan mereka termasuk bandara yang didirikan Jepang yang berhasil direbut Indonesia," ceritanya.

Dalam perang itu, tiga dari 13 orang yang diterjunkan tewas. Sementara sisanya ditawan oleh Belanda.

Iskandar termasuk salah satu yang tewas dalam pertempuran itu. Sehingga namanya diabadikan menjadi nama lanud ini sebagai sebuah bentuk penghormatan kepadanya. Selain itu, dua buah patung dirinya juga didirikan yakni di pintu gerbang masuk Lanud Iskandar dan di Desa Sambi.

Johnson mengatakan, pesawat Dakota yang digunakan oleh ke-13 penerjun itu akhirnya juga dijadikan monumen. Monumen tersebut berdiri di kawasan Bundaran Pancasila, Kotawaringin Barat yang berjarak sekitar empat kilometer dari Lanud Iskandar.

"Itu (Dakota) pesawat asli. Setiap tahun kita melakukan perawatan agar tetap bersih dan tidak rusak," katanya.

Semetara, ia menambahkan, tanggal penerjunan ke-13 orang itu dijadikan sebagai hari lahirnya Pasukan Gerak Tjepat (PGT) TNI AU, yang kemudian namanya berubah menjadi Kopaskhas AU.

PGT atau Kopaskhas merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI. Kepiawaian mereka dalam merebut landasan udara di Pangkalan Bun ini, menjadikan nama mereka sebagai nama salah satu pasukan elit yang disegani dunia.(Dani Prabowo)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved