Bentrok Batam, Bukti Wibawa Pimpinan TNI-Polri Lemah

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I prihatin dengan bentrok yang kembali terulang antara TNI dengan Polri di Batam. Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya ketika dikonfirmasi, Kamis (20/11/2014).

"Damai di antara petinggi kedua institusi ternyata tidak merembes sampai ke bawah," ujarnya.

Tantowi mengatakan kejadian yang berulang ini menunjukkan kewibawaan pimpinan di kedua institusi tersebut lemah di mata prajuritnya.

Hal tersebut menjadi tugas utama dan pertama Menkopolhukam saat ini untuk menyelesaikan akar persoalan sesungguhnya. DPR siap bekerjasama dengan Pemerintah.

"Harus ada kebijakan khusus yang harus dipatuhi kedua institusi untuk mencegah agar hal serupa tidak terjadi lagi baik di Kepri maupun di tempat-tempat lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, Komandan Resimen Militer (Danrem) 033 Wira Pratama (WP) Brigadir Jenderal (Brigjend) TNI Eko Margiono mengakui bahwa pelaku penyerangan Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Tembesi adalah anggotanya dari Yonif 134 Tuah Sakti (TS).

Margiono menceritakan, peristiwa itu dikarenakan adanya saling pandang antara dua aparat saat mengisi bahan bakar minyak di salah satu tempat penjual bensin eceran di perumahan Buana Mas, Tembesi. Keributan terjadi antara anggota Yonif 134/TS dan anggota Brimobda Kepri, Rabu (19/11/2014) pagi sekitar pukul 10.15 WIB.

Keributan itupun berujung pada perusakan bangunan Barak Teratai Satbrimob Polda Kepri. Akibatnya, kaca bagian depan Barak Teratai pecah, namun tak menimbulkan korban jiwa.

Peristiwa penyerangan ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (19/11/2014). Sekelompok massa tiba-tiba menyerang ke Barak Teratai di Satbrimob Polda Kepri yang bertempat di Tembesi, Batam.