KontraS: Tidak Etis Polri Pidanakan Kompolnas

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai pemidanaan Polri terhadap Komisioner Polisi Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala dengan tuduhan fitnah sangat berlebihan.

Anggota Divisi Advokasi Pemenuhan Hak Sipil KontraS Alex Argo Hernowo mengatakan pelaporan tersebut sangat tidak etis. Seperti diketahui bersama Kompolnas selama ini merupakan badan pengawas kinerja Polri selama ini.

"Kami khawatir (pemidanaan, red) berdampak pada masa depan kedudukan Kompolnas. Kedudukan mereka jadi dirahukan ketika mengkritik Polri," kata Alex dalam sebuah diskusi di kantor KontraS, Jakarta, Minggu (31/8/2014).

Menurutnya, pernyataan Adrianus soal 'Reskrim ATM Polri' seharusnya ditindaklanjuti lebih jauh oleh Polisi untuk mengetahui apakah memang terjadi demikian.

Seperti diberitakan, Adrianus bersikeras membantah telah memfitnah Polri dalam sebuah wawancara di televisi swasta, usai menjalani pemeriksaan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2014).

"Dari motivasi dan niat, ini tidak lepas dari tugas kami mengawasi dan mendukung Polri. Kompolnas tentu tidak sama dengan Divisi Humas, kami memakai perspektif lain dalam mendukung Polri," kata Adrianus.

"Saya mengatakan ini wawancara yang tidak utuh. Padahal saya membuka dengan pujian. Baru kemudian dikutip soal ATM itu. Ya kalau yang dikutip yang itu yah kesannya menghina," kata Adrianus.

Polisi akan mengonfirmasi stasiun televisi tersebut dan mengecek kebenarannya. Adrianus berharap proses hukum dapat segera diberhentikan mengingat posisi Kompolnas mengawasi Polri. "Kami harapkan ada mediasi," tegasnya.