Sidang Anas Urbaningrum
Siasat Anas Urbaningrum Agar Gerilyanya Tak Terdeteksi Keluarga Cikeas
Nazaruddin menyeret Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam persidangan gratifikasi Hambalang, dengan terdakwa Anas Urbaningrum.
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin menyeret nama Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam persidangan gratifikasi Hambalang, dengan terdakwa Anas Urbaningrum. Nazaruddin juga menyebut istilah Cikeas di hadapan majelis hakim.
Hal itu dibeberkan Nazaruddin saat menuturkan kronologi persiapan Kongres Partai Demokrat yang diselenggarakan pada Mei 2010 di Bandung. Suami Neneng Sri Wahyuni itu, awalnya menyebut jika dirinya dan sejumlah pendukung Anas gerilya menghimpun kekuatan.
"Kongres Mei, karena kasus Century meledak, tapi Desember kami sudah kumpul-kumpul," kata Nazar saat bersaksi.
Dikatakan Nazar, gerilya itu dilakukan supaya Cikeas tak mengetahuinya. Cikeas sendiri merujuk pada kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejumlah tempat, diklaim Nazar disiapkan sebagai posko pemenangan Anas. Satu di antaranya yakni apartemen Senayan City.
Demi menghindari 'gerakan' itu tak tercium Cikeas, kata Nazar, Anas memanggil satu per satu ketua DPC secara bergantian.
"Itu supaya tidak tercium Cikeas, ketua DPC dipanggil provinsi. Dipanggil koordinator wilayah, karena ngga boleh terekspos (Cikeas)," kata Nazar.
Untuk pengerahan ketua DPC, tim pemenangan dibagi perkoordinator wilayah. Misalnya koordinator wilayah penenganan Anas untuk wilayah Jawa Tengah dipegang Sudewo.
"Jateng itu yang fokus Sudewo," terangnya.
Setiap Ketua DPC yang dipanggil dan memenuhi panggilan, lanjut Nazar, diberikan biaya akomodasi. Bahkan, para ketua DPC diberi fasilitas entertainment. Namun fasilitas itu ternyata tercium Ani Yudhoyono.
"Ada (entertainment). Tapi itu sempet ditegur Bu Ani," tegasnya.
Lebih jauh, Nazar mengklaim pihaknya sudah mengumpulkan uang dengan berbagai cara. Di antaranya dari Permai Group dan sumbangan dari sejumlah pihak, seperti bos Gudang Garam dan Gubernur DKI saat itu, Fauzi Bowo (Foke).
Pihak Cikeas sendiri ditenggarai sempat mengintervensi strategi tim pemenangan Anas Urbaningrum saat maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat. Intervensi dilakukan terhadap sejumlah pengusaha dan pejabat yang dekat dengan Partai Demokrat.
Menurut Nazaruddin, Anas sempat menghubungi sejumlah pengusaha dan pejabat buat meminta dana pemenangan kongres.
"Mas AU sempat menghubungi ke toke (diduga pejabat dan perusahaan) itu dari Gudang Garam, Foke, dan lain-lain. Kalau dihitung-hitung, saya bilang dapat Rp 400 miliar. Pas mau datengin toke-toke itu, Cikeas sepertinya tahu," kata Nazar.