Pemilu 2014
Putut Prabantoro Berhasil Loloskan Caleg Tanpa Politik Uang
Saya tidak ada money politics. Track record si caleg sangat perlu buat rakyat. Di kampung ibu saya, serupiah pun saya tidak ada main uang

Seorang caleg lainnya yang dia bantu, Caleg DPR RI dari Partai Golkar Dapil Yogyakarta Rahmad Pribadi, saat ini masih menunggu rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPUD Yogyakarta. Bawaslu merekomendasikan agar plano rakapitulasi penghitungan suara dibuka untuk seluruh Dapil Yogyakarta.
“Saya membantu mendesain strategi kampanye caleg melalui media massa, dan sekaligus merumuskan isu strategis apa saja yang menarik buat pemilih di lapangan,” ujar Putut pegiat pluralisme dan kebangsaan.
Putut dan KH Maman memang sudah lama bersama-sama membangun kesadaran Bhinneka Tunggal Ika melalui Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa). Mereka merangkul kalangan wartawan yang peduli bangsa dan negara. Beberapa tokoh pun mendukung seperti mantan Wakil KSAD Letjen TNI (P) Kiki Syahnakri, pengusaha nasional Franciscus Welirang, Arkand BZ (Ahli Methafisika)
Dalam memberi konsultasi komunikasi terutama politik, kata Putut, ia selalu menjaga idealism. Dan calon yang didampingi pun harus memegang teguh idealisme.
Kiprah sebagai Konsultan Komunikasi dirintis Putut sejak 2003, setelah undur diri sebagai GM di Lippo Group. Ia mendirikan Veloxxe Consulting yang bergerak di bidang HRD & Komunikasi. Kepiawaiannya di bidang komunikasi membawanya masuk dalam lingkaran elite pemerintahan. Putut menjabat Penasihat Ahli Kepala BPMigas Bidang Komunikasi dari 2011 hingga lembaga itu dibubarkan pada November 2012.
Ia memiliki jaringan wartawan yang cukup luas dan merupakan kekuatan tersendiri dalam berkiprah sebagai konsultan komunikasi. Itu bekah latar belakang wartawan Kelompok Kompas Gramedia, mantan Ketua Paguyuban Wartawan Katolik (PWKI) periode 2004 – 2013.
Dengan slogan “Demi Indonesia Satu Tak Terbagi”, Putut Prabantoro dengan Gerakan Ekayastra Unmada menjadi Ketua Delegasi kunjungan pluralisme PBHMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam) ke Vatikan pada 2011 yang diterima oleh Kardinal Jean Louis Tauran – Presiden Dewan Kepausan Departemen Dialog Antaragama.
Juni 2012, ia kembali menjadi Ketua Delegasi kunjungan PBHMI, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan LISUMA (Lingkar Studi Mahasiswa Indonesia) ke Russia yang diterima oleh Konstantin Shubalov – Utusan Khusus Presiden Vladimir Putin, Rushan Abbyasov - Wakil Ketua Dewan Mufti Rusia (semacam MUI) dan pemerintah negara bagian Tartastan.
21 PEMIMPIN BANGSA
Dalam konteks mencari pemimpin bangsa, Putut mencemaskan hiruk-pikuk elite politik yang sedang sibuk membahas koalisi yang identik bag-bagi kekuasaan. Para calon presiden kesulitan mencari calon wakil presiden. Menurutnya, dari logika kepartaian, tidak ada orang di luar persetujuan partai dapat dicalonkan menjadi Capres atau Cawapres. Sehingga orang yang memiliki potensi memimpin negeri ini akhirnya tidak diperhitungkan.
Padahal untuk cawapres, ada terobosan yang bisa dilakukan oleh para pimpinan partai pemenang. Mengingat bahwa pilpres itu bukan berbasis partai tetapi lebih penekanan pada daya tarik personal Capres. Pada pilpres 2014, dalam kondisi tidak ada satu pun partai yang otomatis dapat mengajukan pasangan calon presiden – calon wakil presiden, karena tidak mencapai ambang batas yang diatur Undang-undang.
Sebenarnya ada banyak pimpinan bangsa popular ataupun tidak yang dapat dijadikan pertimbangan – meskipun pertimbangan itu sangat jauh dari hitung-hitungan atau logika kepartaian. Siapakah tokohnya?
Menurut Putut, terdapat banyak tokoh bangsa yang tersebar di di pusat maupun daerah. Ia berhasil menyortit setidaknya 21 tokoh yang masuk daftar Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) sebagai calon wakil presiden.
Dasar yang digunakan adalah, pemilihan pemimpin bangsa tidak selalu menggunakan dikotomi militer dan non militer, Jawa dan non Jawa, Islam dan Non Islam, Indonesia Barat atau Timur, Partai Koalisi dan non Koalisi. “Rakyat harus didorong untuk berani memunculkan tokoh nasional yang tidak popular tetapi integritasnya jelas,” kata Putut.
Berikut ini 21 tokoh sipil maupun militer, berada di Jakarta maupun pemimpin di daerah yang layak dipilih menjadi bagian pemimpin bangsa: