Konvensi Demokrat
Rully Tak Khawatir Capres Peserta Konvensi Belum Diunggulkan
Menurut Rully masih ada waktu 6 bulan bagi semua Capres peserta konvensi untuk berkampanye demi kenaikan elektabilitas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Komite Konvensi Capres Demokrat Rully Charis tidak khawatir dengan rilis berbagai lembaga survei yang tidak mengunggulkan satupun dari 11 kandidat Capres Demokrat di papan atas.
"Menurut saya itu bukan end of the world (akhir) bagi Partai Demokrat," kata Rully ketika dikonfirmasi, Selasa (29/10/2013).
Sejumlah lembaga survei yang merilis hasil surveinya dalam beberapa hari terakhir ini tidak satupun menempatkan 11 Capres peserta konvensi Demokrat masuk papan atas capres dengan elektabilitas tinggi.
Survei terakhir dari Political Weather Station (PWS) hanya menempatkan 2 nama peserta konvensi capres Demokrat yang muncul, yaitu Marzuki Alie dan Pramono Edhie. Mereka kalah dengan nama-nama tenar lainnya seperti Jokowi, Prabowo Subianto, Megawati, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Wiranto, dan sebagainya.
Menurut Rully masih ada waktu 6 bulan bagi semua Capres peserta konvensi untuk berkampanye demi kenaikan elektabilitas Capres masing-masing.
"Saya kira evaluasi yang dijadikan pijakan bagi program konvensi apakah komite yang selama ini berada di belakang adalah survey pertama di bulan Desember. Dari hasil itu, jika tidak ada perubahan signifikan barulah kita berkonsultasi dengan setiap peserta apakah memiliki masalah khusus dalam memanfaatkan masa kampanya 3 bulan terakhir," kata dia.
Selain itu, lanjut Rully, Komite hanya memegang teguh lembaga survey yang telah ditunjuk sebagai referensi bukan lembaga-lembaga lain yang kita tahu disangsikan kebenaran metodologinya dan kesahihan datanya.
"Akhir-akhir ini kita lihat berseliweran rilis survey yang bombastis yang kasat mata miringnya ke mana. Kita tidak mau masuk dalam suatu perdebatan yang tidak scientific. Data benar, itu yang kita jadikan acuan untuk pembenahan dan program selanjutnya," katanya.
Intinya, menurut Rully, hasil survey yang beredar sekarang hanya dijadikan sebagai bahan pengamatan, bukan referensi apalagi acuan utama.
"Nanti survey internal Desember barulah bahan yang kami jadikan acuan segalanya," katanya.