Pidato Lengkap Presiden SBY Saat Terima World Statesman Award
Presiden tetap menerima penghargaan itu ditengah kritik SBY dianggap tidak melindungi kaum minoritas
Kami tidak akan membiarkan penodaan tempat-tempat ibadah agama manapun atas alasan apapun.
Kami akan selalu melindungi kaum minoritas dan memastikan tidak ada yang terdiskriminasi. Kami akan memastikan bahwa mereka yang melanggar hak-hak orang lain.
Akan diganjar hukuman yang setimpal. Kami akan melakukan berdasarkan kemampuan kami untuk memastikan bangsa kami yang terdiri atas ratusan kelompok etnis, serta semua umat beragama—Muslim, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu, dan kepercayaan lainnya—dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan persaudaraan.
Dan Indonesia akan senantiasa menjadi negara dimana terdapat rumah tempat ibadah yang berlimpah.
Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 255.000 mesjid. Kami juga memiliki lebih dari 13.000 pura Hindu, sekitar 2.000 kuil Budha, dan lebih dari 1.300 kuil Konghucu. Dan—hal ini mungkin akan mengejutkan bagi anda—kami memiliki lebih dari 61.000 gereja di Indonesia, lebih banyak dibandingkan di Inggris Raya atau Jerman. Dan banyak dari tempat-tempat ibadah ini dapat ditemui di sepanjang jalan yang sama.
Di lingkungan eksternal, Indonesia juga akan terus menjadi kekuatan bagi perdamaian dan kemajuan.
Sebagai bangsa yang ikut andil bagi perdamaian dunia, Indonesia akan terus mengirimkan misi-misi perdamaian ke wilayahwilayah konflik di seluruh dunia.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar, kami akan terus melakukan yang terbaik untuk membangun jembatan antara dunia Islam dan Barat.
Sebagai bangsa dengan sejarah toleransi yang panjang, Indonesia akan selalu menyuarakan secara tegas moderasi, yang kami yakini merupakan pelawan terbaik ekstremisme.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia terus memberi contoh bahwa demokrasi, Islam dan modernitas dapat hidup bersama dalam simbiosis positif.
Sebagai bangsa yang dibangun atas dasar keharmonisan agama, Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam kerja sama antar-keyakinan.
Tahun depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi Aliansi Peradaban (Alliance of Civilizations) di Bali. Dan kami secara aktif memajukan persatuan diantara agama-agama anak cucu Nabi Ibrahim sehingga akhirnya dapat hidup bersama dalam damai seutuhnya di Abad ke-21 ini.
Hadirin yang saya muliakan,
Saya ingin meninggalkan satu bahan pemikiran. Membangun masyarakat yang toleran merupakan ranah seni mengelola negara yang baik.
Diperlukan kombinasi yang tepat antara persuasi dan penegakan hukum. Apabila tindak kekerasan terjadi, maka keadilan harus ditegakkan. Namun, dari pengalaman kami di Indonesia, penegakan hukum semata tidaklah cukup. Hati dan pikiran juga harus dimenangkan. Stereotip lama harus dienyahkan.
Budaya toleransi dan pendekatan yang inklusif harus senantiasa didorong.
Dan ini adalah suatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh seorang pemimpin semata. Ini adalah sesuatu yang memerlukan upaya bersama dari sejumlah besar pemimpin dari semua kalangan dan di semua bidang untuk menjalankan kenegarawanannya dalam memimpin dan menginspirasi para pengikutnya.
Pada akhirnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang berani berdiri di garis terdepan, dan memberikan sinar pengharapan untuk masa depan.