Minggu, 5 Oktober 2025

Pidato Lengkap Presiden SBY Saat Terima World Statesman Award

Presiden tetap menerima penghargaan itu ditengah kritik SBY dianggap tidak melindungi kaum minoritas

Penulis: Hasanudin Aco
SURYA/SUGIHARTO
Buruh berbut berjabat tangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung Maspion I Sidoarjo, Rabu (1/5/2013). Dalam pidatonya Presiden SBY akan menetapkan mulai tanggal 1 Mei 2014 menjadi Hari Libur Nasional. (SURYA/SUGIHARTO) 

Kami tidak akan membiarkan penodaan tempat-tempat ibadah agama manapun atas alasan apapun.

Kami  akan selalu melindungi kaum minoritas dan memastikan tidak ada yang  terdiskriminasi.  Kami  akan memastikan bahwa  mereka yang melanggar  hak-hak orang lain.

Akan diganjar hukuman yang setimpal. Kami akan melakukan berdasarkan kemampuan kami  untuk memastikan  bangsa kami yang terdiri atas ratusan  kelompok etnis, serta semua umat beragama—Muslim, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu, dan kepercayaan lainnya—dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan persaudaraan.

Dan Indonesia akan  senantiasa  menjadi negara dimana terdapat rumah tempat ibadah yang berlimpah.

Saat ini,  Indonesia memiliki  lebih dari 255.000 mesjid. Kami juga memiliki lebih dari 13.000 pura  Hindu,  sekitar  2.000 kuil Budha, dan lebih dari 1.300 kuil Konghucu. Dan—hal ini mungkin akan mengejutkan bagi anda—kami  memiliki lebih dari 61.000 gereja di Indonesia, lebih banyak dibandingkan di Inggris Raya atau Jerman. Dan banyak dari tempat-tempat ibadah ini dapat ditemui di sepanjang jalan yang sama.

Di lingkungan eksternal, Indonesia juga akan terus menjadi kekuatan  bagi  perdamaian dan kemajuan.
Sebagai bangsa yang  ikut andil  bagi perdamaian dunia, Indonesia akan terus mengirimkan misi-misi perdamaian ke wilayahwilayah konflik di seluruh dunia.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar,  kami  akan terus  melakukan yang terbaik untuk membangun jembatan  antara  dunia Islam dan Barat.

Sebagai  bangsa  dengan sejarah toleransi yang panjang, Indonesia akan  selalu  menyuarakan secara tegas moderasi, yang kami yakini merupakan pelawan terbaik ekstremisme. 

Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia  terus memberi  contoh bahwa demokrasi, Islam dan modernitas dapat hidup bersama dalam simbiosis positif.

Sebagai bangsa yang dibangun  atas dasar keharmonisan agama, Indonesia akan menjadi  yang  terdepan dalam kerja sama antar-keyakinan.
Tahun depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi Aliansi Peradaban (Alliance of Civilizations) di Bali. Dan kami  secara aktif memajukan  persatuan  diantara agama-agama anak cucu Nabi  Ibrahim sehingga akhirnya dapat hidup bersama dalam damai seutuhnya di Abad ke-21 ini.

Hadirin yang saya muliakan,

Saya ingin meninggalkan satu bahan pemikiran. Membangun masyarakat yang toleran merupakan ranah seni mengelola negara yang baik.

Diperlukan  kombinasi yang tepat  antara  persuasi dan penegakan hukum.  Apabila tindak  kekerasan terjadi,  maka  keadilan harus  ditegakkan.  Namun, dari pengalaman kami di Indonesia,  penegakan hukum semata  tidaklah cukup. Hati dan pikiran juga harus dimenangkan. Stereotip  lama  harus dienyahkan.
Budaya toleransi dan pendekatan yang inklusif harus senantiasa didorong.

Dan ini adalah suatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh seorang pemimpin semata. Ini adalah sesuatu yang memerlukan upaya bersama dari  sejumlah besar  pemimpin dari semua kalangan dan di semua bidang  untuk  menjalankan kenegarawanannya dalam  memimpin dan menginspirasi para pengikutnya.

Pada akhirnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang berani berdiri di garis  terdepan, dan memberikan sinar pengharapan untuk masa depan.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved