Oknum DPR Minta Jatah
Priyo Budi: Mulutmu Harimaumu Pak Dahlan, Buktikan !
Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak asal bicara.
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak asal bicara. Priyo meminta Dahlan membuktikan pernyataannya terkait sejumlah inisial anggota dewan yang suka memeras perusahaan BUMN.
"Mulutmu harimaumu ! Pak Dahlan harus membuktikan pernyataannya kepada Badan Kehormatan DPR," tegas Priyo Budi Santoso usai menjadi keynote speaker Seminar Internasional di Kampus STAIN Kediri, Sabtu (3/11/2012).
Dijelaskan Priyo, pimpinan DPR RI sudah sepakat agar Badan Kehormatan DPR menghadirkan Dahlan Iskan. Malahan surat pemanggilan Menteri BUMN itu dia yang menandatangani serta diagendakan dilakukan Senin (5/11/2012).
Selain dipanggil Badan Kehormatan (BK) DPR, Dahlan juga dipanggil Komisi VII terkait terjadinya inefisiensi puluhan triliun di PLN saat Dahlan menjabat sebagai dirutnya. "Kami berharap Pak Dahlan mengungkapkan seluruhnya kepada BK," ujarnya.
Meski begitu jika apa yang dikemukakan Menteri BUMN ada kebenarannya pihaknya berharap Badan Kehormatan DPR segera memprosesnya. Sanksi bagi anggota dewan yang terlibat sampai dengan pemberhentian. "Jika terkait dengan masalah hukum biar KPK nanti yang menindaklanjutinya," tambahnya.
Namun jika tudingan itu tidak berdasar kami minta kasus ini ditutup. "Tentu kami menyesalkan karena kasusnya sudah terblowup luas di media massa sehingga telah menyakitkan bagi kami," tambahnya.
Priyo berharap sebagai pejabat publik yang tenar, Dahlan untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataannya kepada publik. "Jangan hanya karena ingin hal yang spektakuler kemudian menginjak yang lain," tutur Priyo yang asal Kabupaten Trenggalek.
Diakui Priyo, dalam beberapa pekan terakhir memang ada beberapa anggota kabinet yang berbicara di luar konteks dan kewenangannya. Apa maksud dari menteri tersebut hanya yang bersangkutan yang mengetahuinya. "Kami memang prihatin dengan etika beberapa menteri yang di luar kepatutan," tambahnya.
Dimungkinkan pejabat tersebut memiliki mimpi-mimpi serta agenda tertentu yang tersembunyi. Namun jika pernyataannya telah melebihi takaran tentu sangan disesalkan.