Kasus PLTU Lampung
Emir Moeis Tampik Nonton Tarian Erotis di Paris
Tersangka korupsi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan Lampung Periode 2004, Emir Moies,

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka korupsi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan Lampung Periode 2004, Emir Moies, membantah ikut menonton tarian eksotik di Paris serta menerima suap sebesar 300 ribu dolar AS dari APBN.
"Saya memang di Paris waktu itu, di Lido. Itu sebuah restoran ternama dan yang datang bawa anggota keluarga. Memang ada tarian dan nyanyian di restoran itu tapi tidak ada tarian khusus bagi laki-laki (tarian erotis) di situ," kata Emir di gedung DPR RI Jakarta, Senin (30/7/2012), usai menemui Wakil Ketua Priyo Budi Santoso di gedung DPR RI Jakarta.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto menyebut Emir Moeis menerima suap 300 ribu dolar AS yang diberikan PT Alstom Indonesia. Itu kemudian diduga digunakan Emir jalan-jalan ke Paris.
Informasi yang diperoleh Kompas, KPK mendapatkan bukti-bukti adanya aliran dana dari PT Alstom ke Emir. Bukti-bukti ini antara lain diperoleh berkat kerja sama KPK dengan Biro Investigasi Federal AS (Federal Bureau of Investigation/FBI).
Kerja sama antara KPK dan FBI ini dilakukan karena dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi melibatkan warga negara AS dan korporasi asing (PT Alstom).
Warga negara AS yang diduga bagian dari PT Alstom dan berperan sebagai pemberi suap telah diamankan FBI. Namun, Bambang menolak berkomentar soal kerja sama dengan FBI ini.
Kerja sama antara FBI dan KPK ini juga melacak uang suap yang diberikan oleh warga negara AS ke Emir. Data yang terlacak antara lain menyebutkan, sebagian uang suap dinikmati Emir di Paris, Perancis.
Uang itu digunakan untuk membayar jasa hiburan khusus laki-laki dewasa. "Kalau 300 ribu dolar Amerika apa cukup," kata Emir Moeis.