Megawati Mulai Berikan Kesempatan Puan Tampil
Ketidakhadiran Megawati, juga untuk memberikan kesempatan kepada putri tercintanya, Puan Maharani, agar mulai tampil di forum strategis.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara peringatan 111 tahun lahirnya Bung Karno yang digelar PDI Perjuangan, Rabu (6/6/2012) malam di Hotel Indonesia yang didirikan oleh Presiden Soekarno, berlangsung sangat meriah.
Selain dihadiri oleh banyak tokoh politik seperti Aburizal Bakrie, Din Syamsudin, Marzuki Ali, dan Permadi, hadir juga para duta besar negara sahabat.
Namun, acara meriah tersebut tidak dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ketidakhadiran Megawati, menurut Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah, karena sedang menemani Ketua MPR Taufiq Kiemas yang sedang di rawat di rumah sakit.
Ketidakhadiran Megawati, juga untuk memberikan kesempatan kepada putri tercintanya, Puan Maharani, agar mulai tampil di forum strategis.
"Menurut pandangan saya, itu merupakan cara Bu Mega melakukan proses kaderisasi kepemimpinan kepada Mbak Puan, sebagai generasi penerus kepemimpinan trah Soekarno dalam kancah politik nasional," ungkap Achmad Basarah.
Tema yang diangkat dalam Bulan Bung Karno 2012 adalah 'Bung Karno, 111 Tahun Gagasan dan Tindakan di Mata Dunia'. Dalam dinner reception dan pagelaran ini, diangkat berbagai peristiwa dan sejarah yang berkaitan dengan berbagai gagasan dan tindakan yang telah dilakukan Bung Karno untuk Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia, dalam kompilasi video dan foto.
Ari Batubara, Ketua Panitia Nasional Bulan Bung Karno menjelaskan, Bung Karno amat populer, dihormati, dan dicintai rakyat di negeri ini, karena perannya sebagai Bapak Bangsa, Penggali Pancasila, Proklamator Kemerdekaan RI.
Bung Karno selalu dikenang sebagai integrator bangsa, pengobar api nasionalisme Indonesia, dan peletak dasar yang kuat bagi bangunan ke-Indonesiaan.
Sedemikian kuat dan mendalamnya pengaruh Bung Karno dalam sejarah bangsa-negara Indonesia, sehingga upaya apapun yang pernah dilakukan untuk mengurangi, menipiskan, atau menggeser peran historis Bung Karno dari posisi sentralnya dalam sejarah bangsa (de-Soekarnoisasi), tidak dapat memadamkan spirit, ajaran, pengaruh, dan kharismanya sebagai pemimpin yang dicintai rakyat negeri ini.
"Respek, pengakuan, dan apresiasi yang tinggi terhadap Bung Karno datang dari dunia internasional. Pengakuan tersebut bukan merupakan hasil upaya pencitraan semu atau hasil lobi diplomatik. Bung Karno diakui di mata dunia karena kiprah, peran, visi, dan upayanya untuk memajukan perdamaian dunia, menegakkan prinsip kesetaraan, dan saling hormat (mutual respect) antarbangsa," jelas Ari yang juga Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan. (*)
BACA JUGA