Pesawat Jatuh di Lagos
Kemenlu: Keluarga Sudah Kita Minta Sampel Darah
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Tatang Budie Utama Razak mengatakan Kementerian Luar Negeri akan fasilitasi keluarga Widyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perlindungan WNI dan BHI Tatang Budie Utama Razak mengatakan Kementerian Luar Negeri akan fasilitasi keluarga Widyo Utomo, flight engineer yang menjadi satu dari 153 korban tewas jatuhnya pesawat Boeing MD-83 milik Dana Air di Kota Lagos, Nigeria, Minggu lalu.
"Hasil komunikasi dengan KBRI di Nigeria, pihak otoritas sudah evakuasi 153 jenazah. Umumnya tidak dikenali, harus tes DNA. Saya sudah bicarakan dengan Tim Forensik Polri. Hari ini keluarga akan diambil sempelnya untuk dikirimkan ke Nigeria," ujar Tatang di ruangannya, Jakarta, Selasa (5/6/2012).
Menurut Tatang, keluarga Widyo yang sudah datang adalah ayahnya Wardjijanto. Pensiunan PNS di TNI AU ini datang pagi tadi bersama kakak dan adik Widyo, yakni Prijo Sukmo Wardoyo dan Widianto Satriadi. Mereka datang membawa sejumlah data Widyo dari kurikulum vitae, foto diri dan sebagainya.
Jika dari data ada yang kurang, pihaknya akan meminta data tambahan berupa sampel darah dari keluarga seperti sampel darah orangtua atau anaknya. Tadinya, Kemenlu meminta sampel gigi Widyo yang baru setahun bekerja di Dana Air. Namun keluarga tak memilikinya.
Sampai sejauh ini, Tatang melanjutkan, baru Widyo yang terdaftar sebagai WNI di dalam pesawat naas itu. "WNI lain sampai saat ini belum ada lagi. Namun kita tetap meminta informasi dari pihak penerbangan. Baru satu orang Pak Widyo Utomo," tegas Tatang.
Dikatakannya, pihak Kemenlu akan memprioritaskan proses pengumpulan data untuk identifikasi korban, sampai proses pemulangan jenazah dari Nigeria ke Indonesia. Nanti, ketika sampai di Indonesia, Kemenlu akan memberikan langsung kepada pihak keluarga.
Klik Juga: