Kamis, 2 Oktober 2025

Anas dan Ibas Nyaris Diamuk Massa

Ricuh Ternate Skenario Singkirkan Anas dari Demokrat

Anas memang mengalami kendala luar biasa, terutama relasi kuasanya dengan orang-orang dari kubu SBY sendiri.

zoom-inlihat foto Ricuh Ternate Skenario Singkirkan Anas dari Demokrat
TRIBUNNEWS.COM/ANDRI MALAU
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya upaya pemukulan terhadap Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono di Ternate, Maluku Utara, dinilai sebagai sebuah proses pendelegitimasian atas kepemimpinan Anas.

"Menurut saya, apa yang terjadi di Ternate itu kian menunjukkan proses delegitimasi atas kepemimpinan Anas kian terbuka dan eskalatif. Setelah pergantian ketua Fraksi yang cenderung merestriksi 'power' Anas di DPR, kini daerah menunjukkan gejala delegitimasi atas kepemimpinan Anas," kata Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun-Gun Heryanto kepada Tribunnews.com, Jumat (25/5/2012).

Menurut Gun-Gun, hal tersebut tentu tidak sederhana bagi Anas, karena secara de facto kian menurunkan level political performance Anas ke titik nadir.

Setelah didera isu korupsi, kini Anas juga harus berhadapan dengan faksionalisme yang merembet ke bawah, tidak hanya di DPP tapi sepertinya ada pengondisian hingga ke daerah.

Karena itu, kata Gun-Gun, sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas harus segera membenahi garis vertikal keorganisasian. Selain mekanisme demokratisasi organisasi, harus ada juga penegakan aturan main organisasi yang harus berjalan.

"Kasus Ternate itu kan bermula dari kisruh organisasi di kepengurusan Demokrat di Ternate. Jadi, langkah awalnya adalah harus ada mediasi yang bisa diterima pihak-pihak yang bertikai di daerah. Jika ini gagal, maka kasus Ternate akan sangat mudah dijadikan prototipe oleh pengurus Demokrat di daerah-daerah lain, terlebih posisi Anas sebagai pengendali partai saat ini dilematis. Maksud saya, Anas sedang banyak melakukan politik akomodasi atas tekanan faksi yang sangat dekat dengan SBY," tuturnya.

Anas, lanjut Gun-Gun, memang memiliki pengalaman organisasi yang bagus, dan harusnya mampu melakukan manajemen konflik dengan baik.

Hanya, masalahnya Anas memang mengalami kendala luar biasa, terutama relasi kuasanya dengan orang-orang dari kubu SBY sendiri.

Artinya, tambah pengajar di Universitas Paramadina, apakah 'gerbong-gerbong' Anas akan setia kepadanya? Itu sangat tergantung kepada penyelesaian dua kasus korupsi yang sedang ditangani KPK . Juga, tidak ketinggalan usaha Anas mengendalikan daerah-daerah.

"Jadi, menurut saya apakah loyalis-loyalis Anas akan mundur perlahan atau tidak, akan sangat tergantung pada posisi Anas di kasus Wisma Atlet dan Hambalang, juga pada posisi Anas dalam mengonsolidasikan daerah-daerah. Kalau gagal mengendalikan daerah-daerah, maka akan jadi awal 'The end of history' bagi Anas di Partai Demokrat," papar Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute. (*)

BACA JUGA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved