Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesawat Sukhoi Jatuh

Sesajen Petai Bakar Cerahkan Kabut Gunung Salak

Awan tebal atau kabut yang menyelimuti puncak Gunung Salak menjadi musuh utama tim evakuasi korban pesawat Sukhoi jatuh

Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Sesajen Petai Bakar Cerahkan Kabut Gunung Salak
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Tim gabungan bersama jurnalis mendaki di kaki Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat, dalam upaya pencarian pesawat Sukhoi Superjet 100, Kamis (10/5/2012). Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 3 Mei lalu saat melakukan demo penerbangan yang disebut Joy Flight. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Saat ditemui Tribunnews.com, KH Marsa sedang menerima dua tamu, pemuka masyarakat Cijeruk. Salah satunya, Habib Mukhsin Barakbah, tinggal di kaki Gunung Salak, Kampung Palasari, Cijeruk.

"Itu usulan paranormal yang lain. Lalu mereka komunikasi ke saya. Ya saya pikir, kalau demi kebaikan, dan tidak kemusryikan, saya bersedia mengarahkan. Lalu dibikin tumpeng dengan menu petai bakar dan ikan bakar," ujarnya.

"Dan kita berdoa, agar tim penyelamat pun selamat, tidak ada yang celaka," sembari menyebut, Jordan, wartawan salahsatu media pun diduga sempat disesatkan makhluk gaib Gunung Salak.

Sabtu pagi, sedianya, KH Marsa yang akan mengantar tumpeng dan sajen petai-ikan bakar ke arah puncak, namanya Puncak Manik.

Namun dia mewakilkan kepada pemuka masyarakat lainnya karena Jumat malam dia dihubungi Bupati Bogor tidak pergi ke mana-mana, untuk menerima kunjungan Gubernur Jabar Ahmad Haryawan ke Cijeruk.

Lokasi doa dan membawa sajen untuk makhluk gaib Gunung Salak dilakukan di landasan helikopter memasok logistik kepada tim evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat, atau di Posko 3.

"Sebenarnya di rumah pun tawasulan boleh, tetapi supaya lebih mantap, dilakukan di kawasan Gunung Salak," ujarnya.

Biasanya, habis tawasulan, tumpang, dimakan semuanya orang yang terlibat. Dan tidak boleh dibuang.

Habib Mukhsin mengibaratkan tumpengan ini seperti syukuran atas kelahiran anak.

"Kalau dalam kelahiran anak ada penebusan nyawa, ada akekah. Dalam kelahiran laki-laki kan sunnahnya, dipotong dua kambing. Sedangkan untuk anak perempuan, satu kambing," katanya.

Lalu kambing itu dipotong dan dimakan rame-rame, bukan roh gaib yang makan, tapi badan kita. Kalau roh-roh itu yang dikasi makan, atau nasinya dibuang, itu justru musryik," kata Habib lagi.

"Usai tumpengan, terbukti cuaca terang, dan evakuasi bisa dilakukan hari ini," apa artinya kaitannya ini?" tanya Tribun.

KH Marsa menjawab, "Sejak dulu ada isyarat. Ini bukan menyembah Gunung Salak, kita tidak boleh musryik, tidak ada Tuhan yang lain disembah. Kalau kemusryikan, menyembah selain Allah."

Berita terkait:

Jangankan Pesawat, Burung Saja Jatuh di Gunung Salak

Hubungan Makam Keramat Syekh Hasan dan Tragedi Sukhoi

Update berita: Pesawat Sukhoi Jatuh

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved