Pembatasan BBM Subsidi
Kenaikan Harga BBM Mematikan Kehidupan Buruh
KEnaikan harga BBM dianggap akan mematikan kehidupan buruh

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS, COM, JAKARTA - Rencana Pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sangat ditentang oleh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI). Mereka menilai kebijakan pemerintah itu akan mematikan kehidupan buruh.
"Pada sektor industri, biaya produksi yang tinggi akan memungkinkan industri tidak berkembang dengan baik dan akan berdampak pada PHK buruh, yang dampak selanjutnya adalah bertambahnya pengangguran, dan meningkatnya aksi kerawanan sosial yang hasil akhirnya juga adalah terganggunya stabilitas pemerintahan dan keamanan negara, yang tentunya merugikan pemerintah itu sendiri," dalam pernyataan sikapnya yang diterima Tribunnews.com, Jumat(9/3/2012).
Adanya kenaikan harga BBM, sebesar Rp 1.000 hingga 1500,- akan berdampak pada tingginya inflasi, dan ketidakpastian struktur harga pasar. Akibatnya akan menurunkan pendapatan perkapita masyarakat, khususnya dari masyarakat marjinal, seperti, buruh, tani, nelayan, dan pelaku ekonomi sektor informal.
KSBSI membeberkan, kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga barang berkisar tiga hingga lima persen, ditambah kenaikan tarif angkutan umum sebesar 35 persen, sehingga akan mempengaruhi pengeluaran keluarga buruh untuk makanan dan transportasi. Jika Pemerintah tetap menaikan harga BBM, ditambah lagi dengan kenaikan tarif dasar listrik, sebesar 10 persen beberapa pekan ke depan, maka KSBSI memastikan, langkah Pemerintah itu, akan mematikan kaum buruh, dan melahirkan kemiskinan permanen di Indonesia.
Untuk itu KSBSI menyatakan menentang kenaikan harga BBM, dan meminta kepada Pemerintah membatalkan rencana tersebut.