Dewi Aryani: Kenaikan Harga BBM Menindas Rakyat!

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA— Anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada 1 April dan tarif dasar listrik (TDL) mulai 1 Mei secara bertahap.

Alasannya,kebijakan pemerintah itu menindas hak rakyat serta sama saja mencari sendiri solusi atas masalah ini. Seharusnya kebijakan yang Pemerintah hasilkan menciptakan kualitas kehidupan yang baik bagi rakyatnya.

“Jika kenaikkan harga BBM ini tetap dijalankan, bukan kualitas hidup yang baik yang akan rakyat rasakan, namun belitan ekonomi yang semakin mencekik dan menggerogoti kehidupan mereka,” ujar Dewi kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (9/3/2012).

Dewi mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah telah membuat masyarakat semakin resah. Hal itu juga memicu gelombang unjuk rasa dan protes dari berbagai kalangan.

“Mereka menuturkan bahwa pihak yang paling menderita dengan kenaikan harga BBM ini adalah rakyat kecil karena kemampuan memenuhi kebutuhan hidup akan semakin sulit.” katanya.

Di sisi lain, lanjut Dewi protes atas kenaikan harga BBM ini juga dilakukan oleh kalangan pengusaha dan Industri. Karena dampak kenaikan BBM juga akan merambah berpengaruh pada kenaikan ongkos produksi, kenaikan biaya angkutan hingga harga saham dan memberi efek negatif pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Salah satu yang menjadi korban adalah PT Garuda Indonesia. Saham PT Garuda Indonesia sampai saat ini belum diminati, salah satunya karena rencana kenaikan harga BBM. Selain itu, akibat kenaikan harga BBM ini, juga akan menyebabkan  pertumbuhan emiten terhambat,” pungkasnya.