Bom Bunuh Diri Cirebon
Jaringan Terorisme Sukoharjo-Cirebon
Masih ingat dengan Nang Ndut yang memiliki nama asli Nanang Irawan? Pria yang disebut jadi pelatih perakitan bom bunuh diri
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Masih ingat dengan Nang Ndut yang memiliki nama asli Nanang Irawan? Pria yang disebut jadi pelatih perakitan bom bunuh diri Cirebon ini mendapatkan kemampuannya dari dokter Azhari yang tewas pada 2005 lalu. Kendati Nang Ndut tidak langsung menimba ilmu kepadanya.
Belakangan diketahui, bahwa Nang Ndut yang masuk jaringan Muhammad Syarif, pelaku peledakan bom bunuh diri masjid Adz-Zikro, Mapolresta Cirebon pada 15 April 2011 lalu, belajar dari murid Roki Apris Dianto alias Atok alias Abu Ibrahim alias Her Cokro.
"Heru Cokro ini yang belajar dari Sogir yang sudah ditangkap berapa waktu lalu. Dan Sogir belajar dari Azhari," ujar sumber kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (9/11/2011). Sementara Heru Cokro sudah ditangkap 25 Januari lalu.
Dalam dakwaan jaksa penuntut umum untuk Edy Jablay, Nang Ndut bersama Ari Budi Santoso alias Abbaz alias Erwan alias Mustofa sekira awal 2010 bertemu dengan Heru Koco dan Sigit Qordowi (tewas ditembak di Sukoharjo).
"Mereka bertemu dengan menyepakati pelaksanaan jihad yang dilakukan oleh Tim Hisbah pimpinan Sigit Qordowi untuk memerangi kemusrikan," ujar jaksa penuntut umum Bambang S di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (9/11/2011).
Baik Ari didakwa terpisah dan Nang Ndut belajar merakit bom kepada Heru Koco pada Oktober 2010 di Desa Waru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pelajaran pertamanya adalah meracik black powder dan detonator. Hasilnya mulus setelah diujicobakan.
Buah karya keduanya, dibantu Heru Koco, belakangan dipakai Tim Hisbah yang dipergunakan untuk meledakkan beberapa kantor polisi di Jawa Tengah. Termasuk di beberapa gereja Kristen Jawa. Namun tak meledak karena sudah diketahui Densus 88 Antiteror.
Setelah tahu gurunya dicokok kepolisian, baik Ari dan Nang Ndut menemui dan meminta bantuan Edy Jablay untuk mencarikan persembunyian. Permintaan keduanya disanggupi Edy. Ketiganya lalu pergi dari Stasiun Jebres Solo ke Cirebon. Mereka dijemput Musola, Ishak Andriana, dan yadi (semuanya teman Syarif).
Dalam persembunyiannya, Nang Ndut diduga menciptakan bom rakitan untuk Syarif yang diledakkannya di Masjid Adz-Zikro. Mabes Polri menyebut peran Nang Ndut terlibat aksi peledakan pos polisi di Jawa Tengah, dan bom bunuh diri Cirebon.