Bom Bunuh Diri Cirebon
Bom Kali Soka Ditemukan Dua Penambang Pasir
Warna dan Syarif hanya warga biasa. Keduanya penambang pasir di Kali Soka, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Minggu itu

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Warna dan Syarif hanya warga biasa. Keduanya penambang pasir di Kali Soka, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Minggu itu, keduanya dikagetkan dengan sebuah plastik hitam yang tergeletak di atas cadas kali. Waktu itu, hujan deras baru saja lewat.
Karena penasaran dengan sesuatu di dalamnya, Syarif memberanikan diri membukanya. Ternyata sebuah balok yang terlilit lakban, dengan kabel berwarna menjular keluar. Tiap kali dibuka, muncul sebuah tulisan Allahu Akbar.
"Akhirnya saya melaporkan kepada tetanggsa saya yang Polisi, Nurdin. Kita berdua melihat plastik itu waktu mencari pasir," ujar Syarif dalam kesaksiannya untuk empat terdakwa kasus bom bunuh diri Cirebon di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, Rabu (2/11/2011).
Beberapa hari sebelum menemukan plastik berisi rangkaian bom, Warna dan Syarif melihat beberapa polisi menyisir Kali Soka, sedang mencari sesuatu. Keduanya belum berpikir bahwa temuan plastik adalah barang yang selama ini dicari oleh mereka.
Warna dan Syarif mengaku tidak tahu kalau rangkaian bom dalam plastik itu adalah sisa bom yang dipakai Muhammad Syarif untuk meledakkan dirinya di tengah jamaah salat Jumat di Masjid Adz-Zikro, Kompleks Mapolresta Cirebon pada 15 April lalu.
Mereka baru tahu setelah dimintai keterangan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror, bahwa barang yang ditemukannya adalah bom yang sudah terurai. Temuan Warna dan Syarif kemudian dilaporkan Nurdin ke atasannya.
Usai persidangan, Syarif memberi alasan kenapa temuan berisi bom itu diserahkan kepada Nurdin. Pasalnya, pascapeledakan bom bunuh diri, setiap anggota polisi memegang kertas spesifikasi partikel bom Muhammad Syarif. "Makanya saya serahkan ke dia," terangnya.
Sementara itu, terdakwa Musola dan Andri tak keberatan atas kesaksian dua penambang pasir itu. Dalam dakwaan jaksa penuntut umum diketahui, bahwa Musolah adalah orang yang membuang sisa bom Muhammad Syarif, yang sebenarnya ditujukan kepada adiknya Ahmad Basuki.