Teror Bom Buku
Tetangga Kontrakan Sempat Disandera Saat Berdoa di Makam
Aksi Densus 88 Polri dalam menangkap lima terduga pelaku bom buku meninggalkan trauma sejumlah tetangga di lokasi penangkapan

Muryati, 44 tahun, yang kontrakannya bersebelahan dengan penghuni kontrakan yang ditangkap, menceritakan dirinya sempat "disandera" selama satu jam di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Merah, saat berziarah dan berdoa di depan makam anak pertamanya, sekitar pukul 05.00 WIB.
Lokasi TPU Tanah Merah itu sendiri tepat membelakangi lokasi kontrakan penangkapan.
"Saya biasanya pulang salat Subuh dari musalah, langsung mampir ke makam anak saya. Pas saya lagi doa, ada lima polisi pakai seragam hitam dan ada yang kemeja putih. Ada tiga polisi yang pakai senjata panjang. Saya langsung ditodong. Dan ditanya-tanya. Tangan saya langsung dipegang. Ibu ngapain di sini (makam). ". Yah saya bilang, saya lagi doa. Terus tangan saya dipegang sama yang baju putih, enggak boleh ke mana-mana, saya disandera dari pukul 05.00 sampai 06.0 WIB, barus saya dilepas," ujar Maryati dengan suara terbata-bata dan mengaku masih trauma.
Saat dalam pengawasan polisi itu, Maryati mengaku khawatir keselamatan anak dan suaminya yang tertidur di dalam kontrakan.
Benar saja, setelah dilepaskan polisi dan mengecek kontrakannya, ternyata anak dan suaminya telah tidak dikontrakannya. Sejumlah jejak anggota Densus 88 Polri, tertinggal di lokasi. Seperti taplak sepatu di pintu masuk dan taplak kaki di lantai.
Maryati memastikan jejak di pintu itu hasil tendangan anggota Densus 88 yang mendobraknya.
"Semua kontrakan di sini lampunya pada mati. Langsung pada sepi. Suami dan anak saya sudah enggak ada. Mungkin sudah berangkat kerja ke proyek. Yang sudah meninggal dan tadi saya doakan di makan adalah anak pertama saya," ungkap Maryati.