Sidang Baasyir
Joko Sulistyo Mengaku Pernah Disiksa
Saksi sidang kasus terorisme Abu Bakar Baasyir, Joko Sulistyo mengaku pernah mengalami siksaan dalam penangkapan dirinya karena terlibat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saksi sidang kasus terorisme Abu Bakar Baasyir, Joko Sulistyo mengaku pernah mengalami siksaan dalam penangkapan dirinya karena terlibat pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh.
Perkataan tersebut ia lontarkan saat menjawab pertanyaan Abu Bakar Baasyir dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2011).
Dalam menanggapi keterangan saksi, Abu Bakar Baasyir menyatakan tidak pernah mengenal Joko Sulistyo. Namun ketika majelis hakim menawarkan pertanyaan kepada Baasyir untuk Joko Sulistyo, Amir Jamaah Anshorut Tauhid itu bertanya "Apakah dalam penangkapan Anda, ada siksaan lahir batin?"
"Saya rasa pernah, ustadz," jawab Joko. Joko kemudian menjelaskan dalam pelatihan militer di Aceh, dirinya merasa masyarakat setempat tidak mengeluhkan kegiatan mereka, apalagi merasa diteror.
"Kami di atas, jauh dari kampung atau desa terpencil yang di dekat hutan. Saya dapati ada yang memberikan bahan makanan ke kita," kata Joko yang dalam pelatihan militer bertugas sebagai pelaksana harian.
Joko menceritakan, saat pelatihan militer di Aceh telah diketahui oleh aparat, mereka lalu meninggalkan lokasi dan menuju padang terbuka dan telah diawasi oleh helikopter aparat. "Kami berusaha menghindar, tapi diserang dan ditembaki," katanya.
Selain itu, Joko juga menuturkan, saat dirinya bersama Ubaid berangkat dari Solo menuju Jakarta untuk bertemu Dulmatin dan menyerahkan uang senilai total Rp 100 juta dan 5.000 dollar Amerika untuk pembelian peralatan dan amunisi. Namun Joko tidak mengetahui penyerahan uang tersebut.
Joko mengenal Dulmatin di Mindanau, Filiphina pada tahun 2003 sebagai relawan Mujahidin. Saat diperiksa polisi setelah ditangkap, Joko mengetahui bila Dulmatin telah tewas karena penangkapan di Pamulang, Tangerang.