Jaksa Agung Baru
Inilah Garis Hidup Seorang Basrief Arief
Orangtua Basrief Arief Patut Bangga! Anak Mereka tak Salah menempuh Jalan yang telah digariskan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SEMENJAK menerima jabatan baru selaku Jaksa Agung, Basrief Arief berminat untuk segera mendatangi pemakaman keluarga di daerah Jeruk Purut. Pun lantaran tamu yang silih berganti datang, terutama media, serta jadwal pelantikan yang mepet, Basrief pada Jumat (26/11/2010) kemarin urung untuk berziarah.
"Kebetulan waktunya tidak ada, dan tidak keburu," kata Basrief kepada Tribunnews.com saat berbincang-bincang di kediaman pribadinya, Jalan Tanjung Duren Utara III, Jakarta.
Makam keluarga di Jeruk purut, bukanlah makam orangtua Basrief. Makam di Jeruk perut, diisi jasad mertua Basrief. Namun demikian, Basrief mengaku, memiliki kenangan yang tak terlupakan atas orangtuanya.
Berkat bimbingan orangtuanya, sambung Basrief, ia kini memiliki tugas dan tanggung jawab mulia. Basrief menyiratkan, berkat restu dan pilihan hidup yang dipilihkan orangtuanyalah, ia kini dalam posisi sekarang ini.
"Alhamdulillah, rupanya orangtua tidak salah dalam memilihkan jalan anaknya. Makanya kalau diberi jodoh orangtua ikut saja. Orangtua itu tidak akan menjerumuskan anaknya," katanya.
Senyum lebar pun mengembang, sejurus kemudian Basrief membuka kunci keberhasilannya dihadapan Tribun.
Lahir di Tanjung Enim, Palembang, Sumatera Selatan pada 23 Januari 1947 silam, Basrief membeberkan kisahnya. Disebutkan, semenjak kecil, Basrief digembleng dengan ilmu pendidikan. Hingga suatu hari, saat hendak lulus dari SMP B, orangtua Basrief memiliki suatu keinginan yang tidak bisa ditolak. Basrief yang menekuni pembelajaran eksak, justru diminta untuk melanjutkan pendidikan non eksak.
"Saat itu ada pembukaan sekolah hakim dan jaksa, orangtua saya mengarahkan ke sana," ucap mantan Wakil Jaksa Agung tahun periode 2005-2007.
Menuntaskan pendidikan Sekolah hakim dan Jaksa pada akhir Desember tahun 1967, nasib baik perjalanan Basrief justru dimulai dari sini. Pada tahun 1968, Basrief mengawali karir di Kejaksaan.
"Saya penata muda, calon jaksa. Dan saat itu memang sudah dispesialisasi. Ada yang jurusan jaksa, dan ada pula yang hakim," kenang Basrief.
Mengawali karir selaku jaksa, Basrief ditempatkan di wilayah Pekanbaru. Di Pekanbaru ini, Basrief bertemu belahan jiwa. Asminar, begitu sebutan pujaan hati Basrief. Menikah tahun 1972, Basrief akhirnya dikarunia putra dan putri. Mereka adalah Abraham Arief (37), Barnal Arief (35) dan Elfira Arief (34).
Selepas menikah, Basrief pun kerap berpindah-pindah dinas. Dari Pekanbaru, Basrief melakoni dinas di kota parahiyangan, Bandung. Setelah itu, sempat mencicipi tugas di Jakarta Pusat, lalu ke Lampung, dan kemudian ke Surabaya.
"Lalu kembali ke kejaksaan agung di pidana khusus," papar Basrief.
Setelah itu, kembali Basrief menempuh karir sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Belawan, Sumatera Utara. Enam bulan berdinas, Basrief pun dipanggil untuk menduduki Kepala Bagian Humas Kejaksaan Agung (Kejagung). Disinilah Basrief mulai dikenal media.
Perjalanan karir Basrief terus berlanjut. Basrief sempat pula menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong,Jawa Barat. Dia juga pernah menjadi Kepala Kejari Jakarta Pusat. Kemudian menjadi Asisten Pidum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Staf Ahli Kejaksaan Agung R.I, Kepala Biro Umum, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Karir Basrief semakin moncer tatkala dipercaya menjabat Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel). Di sinilah, Basrief mengenal SBY, yang akhirnya mengangkatnya menjadi Jaksa Agung.
"Saya pernah dibawah koordinasi beliau ketika SBY menjadi Menko Polhukam. Saat itu saya masih Jamintel, di situ lebih banyak perkenalan saya dengan beliau," imbuhnya.
Saat dipanggil menduduki kursi orang nomor wahid di Kejaksaan Agung, Basrief sudah pensiun dari kejaksaan agung. Posisi terakhir yang didudukinya adalah mendampingi Jaksa Abdurahman Saleh. Basrief dipercaya menjadi Wakil Jaksa Agung pada tahun 2005, namun memilih pensiuan di awal 2007. Atas jejak rekam yang moncer tersebut, Basrief hanya bisa mengucap puji syukur kepada Sang Ilahi.