Jumat, 3 Oktober 2025

Penusukan Pemuka Agama

Presiden SBY: Belum Diketahui Motif dari Kekerasan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa prihatin dengan insiden yang terhadap dua pemuka agama Jemaat HKBP Pondok Timur Indah.

Penulis: M. Ismunadi
Editor: Juang Naibaho
zoom-inlihat foto Presiden SBY: Belum Diketahui Motif dari Kekerasan
Tribunnews.com/M Ismunadi
Pendeta Ny Luspida Simanjuntak yang menjadi korban penganiayaan saat hendak beribadah masih dirawat di ruang ICU RS Mitra keluarga Bekasi Timur.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Ismunadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa prihatin dengan insiden yang menimpa dua pemuka agama Gereja HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (12/9/2010) lalu. Ia mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kerukunan dan mencegah aksi-aksi kekerasan di antara umat beragama.

"Beberapa menit setelah itu (persitiwa penusukan Sintua HKBP) saya telah mendapatkan laporan dan segera kita pastikan sistem telah bekerja. Jajaran kepolisian telah bertindak dan Menkopolhukam waktu itu menyampaikan kepada saya memang belum diketahui motif dari kekerasan atau kejahatan itu," ungkap SBY seusai menerima laporan Menkopolhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dan Sekjen Kementerian Agama di kantor Presiden, Selasa (14/9/2010).

"Oleh karena itu benar yang kita utamakan adalah untuk mencari dan menemukan pelaku tindak kekerasan itu," lanjutnya.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, SBY mengatakan, secara garis besar dalam insiden yang menimpa dua pemuka agama HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, ada permasalahan berkaitan dengan tempat ibadah bagi jemaat HKBP. Sebenarnya rumah yang dijadikan tempat ibadah agama itu tidak dipermasalahkan oleh warga di kompleks perumahan itu selama 19 tahun belakangan.

"Katakanlah toleransi untuk melakukan ibadah kegiatan agamanya karena masyarakat berpedoman perumahan tentu bukan tempat ibadah," kata SBY.

Dilanjutkannya, selama 19 tahun memang tidak ada masalah apa-apa. Namun demikian ketika jemaat itu makin besar dan kegiatan ibadahnya makin intensif maka warga berpendapat sebaiknya dicarikan tempat lain untuk menjalankan ibadah itu.

"Sampai titik itu sebenarnya tidak ada kekerasan apapun. Yang diinginkan adalah sebuah solusi. Namun ternyata solusi juga tidak selalu mudah didapatkan sehingga pemerintah daerah telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah itu. Tetapi kenyataannya memang belum ditemukan solusi yang tepat," katanya.

SBY menyebutkan pada tingkat pemerintahan pusat pun, dipimpin Menkopolhukam, sebenarnya sudah dilakukan pertemuan yang lebih terpadu dengan tujuan mencari solusi yang paling tepat. "Sementara solusi yang diinginkan belum didapatkan, ketegangan masih ada, jemaat HKBP yang ada di situ memilih untuk beribadah di tempat tertentu," ujar SBY.

"Ini ternyata juga masih menyisakan ketegangan, terjadilah insiden pada hari minggu 12 September itu. Bagi saya ini masalah yang sensitif dan cukup serius maka semua pihak, terutama jajaran pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mengambil langkah-langkah lanjutan," tegasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved