Tragedi Mei 1998
Mei 98, Tragedi yang Terlupa
Orang berjalan cepat di trotoar. Mereka segera menepi ketika kuli angkut itu mendorong tumpukan kardus bekas pembungkus barang elektronik, seperti televisi dan home theater, berjalan dari arah berlawanan.
Namun, terlepas dari itu semua, ketika 12 tahun peristiwa Mei telah berlalu dalam awan sejarah, teriakan para korban masih terus berseru. Mutiara Andalas, mahasiswa program doktoral pada Jesuit School of Theology Berkeley, California, Amerika Serikat, mengemukakan, perjuangan korban sesungguhnya adalah upaya memperjuangkan kemanusiaan. ”Mereka memperjuangkan kemanusiaan kita semua,” tuturnya.
Mereka tak ubahnya pisau yang melepas ikatan yang membutakan mata. Seolah menjadi suluh bagi lahirnya demokrasi. Akankah semua diabaikan dalam lupa?(Kompas Cetak/Josie Susilo hardianto)