Senin, 6 Oktober 2025

Balai Kota Jadi Panggung Pertemuan Budaya, Eni Joe Perkenalkan Kebaya Batik Betawi Bernuansa Eropa

Lebih dari sekadar peragaan busana, acara tersebut menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com
PAGELARAN BUSANA - Balai Kota DKI Jakarta pada 21 Agustus 2025 lalu menjadi saksi pertemuan budaya dalam sebuah pergelaran busana yang menghadirkan karya desainer Eni Joe. Dalam kesempatan itu, ia memperkenalkan koleksi kebaya berbahan batik Betawi yang dipadukan dengan nuansa Eropa, menciptakan harmoni antara warisan tradisi dan sentuhan modern. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Balai Kota DKI Jakarta menjadi saksi pertemuan budaya dalam pergelaran busana karya desainer Eni Joe, Kamis (21/8/2025).

Dalam acara tersebut, Eni Joe memperkenalkan koleksi kebaya berbahan batik Betawi yang dipadukan dengan sentuhan Eropa, menciptakan harmoni antara warisan tradisi dan nuansa modern.

Menurutnya, batik Betawi memiliki akar kuat dalam perjalanan sejarah Jakarta.

Identitas Betawi sendiri terbentuk melalui proses akulturasi panjang dengan budaya Arab, Tionghoa, hingga Eropa.

Baca juga: Memperkenalkan Akademik dan Budaya Kampus, 5.053 Mahasiswa Baru Institut Teknologi Bandung Ikut OSKM

“Jakarta lahir dari pertemuan budaya. Saya ingin karya ini menjadi gambaran Jakarta yang terbuka, merangkul semua, tanpa kehilangan jati dirinya,” ujar Eni Joe dalam keterangannya, Rabu (27/8/2025).

Pergelaran ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, hadir membuka acara sebagai wujud komitmen pemerintah mendukung pelestarian sekaligus pengembangan budaya lokal.

Lebih dari sekadar peragaan busana, acara tersebut menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Kebaya rancangan Eni Joe tidak hanya menonjolkan keanggunan perempuan, tetapi juga membawa pesan bahwa budaya akan terus hidup jika dipakai, dirayakan, dan diberi ruang dalam kehidupan modern.

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Jakarta yang bergerak cepat, pergelaran ini menjadi pengingat bahwa modernitas tidak harus meninggalkan akar budaya. Justru dengan sentuhan baru, warisan lokal seperti batik Betawi bisa tampil segar dan relevan.

Malam itu, Balai Kota bukan hanya menjadi lokasi acara, tetapi juga simbol panggung pertemuan dunia—tempat tradisi Betawi bertemu inovasi, dan masa lalu berdialog dengan masa kini. (Eko Sutriyanto)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved