Kamis, 2 Oktober 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Sebut Pembunuhan Diplomat Arya Sangat Rapi, Anggota DPR: Tantangan Bagi Presisi Polri

Empat minggu setelah kematiannya, polisi belum juga merilis penyebab tewasnya diplomat Arya Daru.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Tribun Jogja/ Neti Istimewa Rukmana
PEMAKAMAN - Keluarga Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, mengikuti prosesi pemakaman almarhum Daru di Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pandangan berbeda disampaikan Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil, mengenai tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan.

Jenazah Arya Daru ditemukan dengan kepala terlilit lakban kuning di kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 lalu.

Empat minggu setelah kematiannya, polisi belum juga merilis penyebab tewasnya diplomat berprestasi tersebut.

Saat ini dua opini yang berkembang di publik, dibunuh atau bunuh diri?

Anggota DPR Duga Dibunuh

Nasir Djamil menduga Arya meninggal dibunuh seseorang namun siapa pelakunya tidak dijelaskan.

Politisi PKS asal Aceh ini menyebut pelaku menjalankan aksinya dengan cara yang rapi.

 "Ini sebenarnya tantangan dan pembuktian bagi Polri Presisi untuk menyibak tabir gelap kasus kematiannya."

"Sebab tentu saja, sangat rapi sebenarnya pelaku itu (melakukan pembunuhan terhadap Arya) karena (kamar dibuat seakan) terkunci dari dalam," katanya dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin (28/7/2025).

Nasir mengklaim telah memiliki foto terkait kondisi tubuh Arya dimana menurutnya, ada lebam di beberapa bagian.

Karena itu, Nasir menduga kuat Arya tewas bukan karena bunuh diri tetapi memang dibunuh oleh seseorang.

"Saya mendapatkan foto-foto terkait dengan kondisi korban di mana seluruh jari tangannya itu berwarna biru, kemudian ada lebam di leher, ada lebam di pangkal tangan yang itu menunjukkan bahwa memang spekulasi atau isu-isu bahwa korban bunuh diri itu sangat tidak masuk akal," ujarnya.

Nasir berharap polisi selalu mengedepankan pendekatan investigasi secara saintifik atau scientific crime investigation dalam pengungkapan kematian Arya.

Dikutip dari laman Polri, scientific crime investigation adalah sebuah metode yang memadukan antara teknik prosedur dan teori ilmiah dalam menangani suatu kasus kejahatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hukum.

Dalam penerapannya, metode ini memposisikan keterangan tersangka (jika ada) sebagai bukti terakhir karena penyelidikan mengedepankan analisis dari berbagai penerapan ilmu.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Yusuf Warsyim, menilai klaim dari Nasir tersebut belum bisa dibuktikan.

Hanya saja, Yusuf mengakui menerima foto kondisi jasad korban seperti yang dideskripsikan oleh Nasir.

Dia enggan untuk berspekulasi foto kondisi jasad yang diduga ada lebam disebabkan karena kekerasan oleh seseorang.

"Sebagian ada (menerima foto kondisi jasad Arya mengalami lebam), apakah itu karena sebab kekerasan, tentu ahli kedokteran forensik yang bisa menjelaskan, itu ciri-ciri memar karena kekerasan, apakah tiap memar itu kekerasan, itu yang perlu diselidiki," jelasnya.

Kompolnas: Makin Jelas

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, mengatakan kasus tewasnya Arya Daru semakin jelas.

"Kalau dari kemarin kita bilang proses ini semakin terang peristiwanya, hari ini ketambahan semakin jelas penyebab kematiannya (korban)," ujar Choirul seusai gelar perkara kasus kematian korban di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, proses gelar perkara hari ini dengan adanya hasil autopsi memperjelas penyebab kematian Arya Daru.

"Tinggal diumumkan saja oleh Polda Metro Jaya," ujar Choirul Anam.

Sebagai informasi, Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara kasus kematian Arya Daru.

Gelar perkara dilakukan bersama unsur eksternal yaitu Kompolnas, Komnas HAM, hingga Kemlu RI.

Selain itu, ada pula berbagai ahli, mulai dari kedokteran forensi yang melakukan autopsi, laboratorium forensik, sampai ahli psikologi forensik.

Semua hal itu disinkronisasi untuk membuat terang kasus kematian diplomat muda Kemlu ini.

Choirul Anam juga sempat buka suara perihal lamanya proses penyelidikan kematian korban.

 Menurutnya, hal itu karena yang ditelusuri kepolisian untuk mencari tahu penyebab kematian Arya Daru sangat kompleks dan banyak.

Penulis: Hasan/Yohanes/Reza/Abdi

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved