Senin, 29 September 2025

Masjid Al Husna Gelar Kuliah Subuh, Harap Pemimpin Libatkan Masyarakat Sebelum Putuskan Kebijakan

Masjid Al Husna, Admiralty Residence menggelar kegiatan Kuliah Subuh Gabungan bagi masyarakat sekitar pada Minggu (15/6/2025).

Editor: Adi Suhendi
Istimewa
KULIAH SUBUH GABUNGAN - KH Fauzi Bahresy mengisi kuliah subuh di Masjid Al Husna, Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2025). dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan kriteria pemimpin yang layak dipilih. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Al Husna, Admiralty Residence menggelar kegiatan Kuliah Subuh Gabungan bagi masyarakat sekitar pada Minggu (15/6/2025).

Rutinitas mingguan yang dilaksanakan di masjid yang terletak di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan ini, sebagai wujud nyata penghambaan terhadap Sang Pencipta.

Dalam kesempatan ini, terlihat jemaah antusias memenuhi Masjid Al Husna.

Mereka tiba dengan mengendarai kendaraan masing-masing, lengkap dengan pakaian muslimnya. 

Kegiatan diawali dengan salat subuh berjemaah, disusul pembacaan riwayat perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam mensyiarkan agama Islam. 

Baca juga: Jimly Beberkan Syarat Makzulkan Pemimpin Negara yang Sah: Kalau Mau Dicari-cari Alasannya Gampang 

Setelah itu dilanjutkan dengan kajian kitab Ahkamul Sultoniah yang disampaikan KH Fauzi Bahresy.

Jemaah terlihat khusuk dan khidmat mendengarkan pesan-pesan penulis kitab yang dijabarkan kiai lulusan Kairo, Mesir itu.  

KH Fauzi membuka kajian kitab dengan mengutip pesan penulis kitab yang mengingatkan pemimpin agar berdialog dengan rakyatnya, sebelum memutuskan suatu kebijakan. 

"Urusan umat itu diputuskan lewat musyawarah," kata KH Fauzi menyampaikan pesan yang termaktub di kitab. 

Baca juga: Jimly Beberkan Syarat Makzulkan Pemimpin Negara yang Sah: Kalau Mau Dicari-cari Alasannya Gampang 

Fauzi juga mengingatkan kepada masyarakat agar cerdas dalam memilih pemimpin.

Ia bilang, rekam jejak calon pemimpin harus jelas.

"Penting bagi kita mengangkat seorang yang memiliki kredibilitas dalam menjalankan tugas kepemimpinan," ujar Fauzi. 

Menurutnya, tidak boleh ada paksaan dalam memilih kandidat pemimpin.

Utamakan kandidat pemimpin yang memiliki integritas. 

"Kalau kandidatnya sama-sama bagus, lihat yang usianya lebih senior. Tentu mereka pengalamannya lebih panjang dibandingkan yang junior," tutur Fauzi. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan