Sabtu, 4 Oktober 2025

Buka Peluang Ekonomi Penyandang Disabilitas, Mahasiswa Paramadina Gelar Workshop Shoecare

Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina Jakarta menggagas kegiatan Workshop Shoecare Inklusif untuk para penyandang disabilitas.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
Istimewa/Tribunnews.com
PELATIHAN UNTUK DISABILITAS - Kegiatan Workshop Shoecare Inklusif untuk para penyandang disabilitas. Kegiatan ini diikuti 15 peserta dari  SLB Negeri 01 Jakarta untuk meningkatkan keterampilan dan peluang ekonomi mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan mahasiswa Program Studi Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina Jakarta menggagas kegiatan Workshop Shoecare Inklusif untuk para penyandang disabilitas.

Erik Akmal, Ketua Panitia, menyatakan workshop satu hari ini diselenggarakan pada Sabtu, 24 Mei 2025 di SLB Negeri 01 Jakarta dan diikuti 15 peserta penyandang disabilitas usia produktif (18–25 tahun) untuk memperoleh keterampilan merawat dan membersihkan sepatu sebagai fondasi usaha mandiri. 

"Kami ingin mendorong kemandirian ekonomi sekaligus menghapus stigma terhadap penyandang disabilitas melalui keterampilan sederhana namun potensial dalam dunia bisnis," kata Erik Akmal.

"Harapan kami keterampilan shoecare ini dapat membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan teman-teman disabilitas secara berkelanjutan," ujarnya dikutip pada Senin, 26 Mei 2025.

Kegiatan ini lahir dari mata kuliah "Komunikasi Korporate dan Pemberdayaan Sosial" yang diampu oleh Dr. Rini Sudarmanti.

Dimana mahasiswa diminta merancang program pemberdayaan berkelanjutan berbasis komunikasi.

Workshop lahir dari kepedulian atas fakta bahwa penyandang disabilitas berhak atas pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan layak sebagaimana diamanatkan UU Nomor  8 Tahun 2016.

Akses pelatihan yang terbatas, minimnya peluang kerja, dan stigma sosial masih menghambat akses para penyandang disabilitas.

Dari 22,97 juta penyandang disabilitas di Indonesia (BPS 2022), hanya 45 persen yang masuk angkatan kerja—lebih rendah dibanding partisipasi umum sebesar 69 persen.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) International Labour Organization (ILO) menegaskan pentingnya pelatihan vokasional inklusif dan kesempatan kerja setara untuk mewujudkan ekonomi yang lebih adil.

“Saya sangat senang ada program yang menyasar penyandang disabilitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Paramadina. Saya turut menyemangati anak-anak untuk terus mengembangkan kemampuan dan kemandirian mereka melalui keterampilan shoecare yang diajarkan hari ini,” ujar aktivis disabilitas dan mantan Staf Khusus Presiden Republik Indonesia bidang sosial periode 2019–2024, Angkie Yudistia.

Dengan pendekatan ekonomi inklusif—menjamin akses setara terhadap peluang, memberdayakan kelompok rentan, dan membangun kemandirian—panitia berharap peserta mampu mengubah keterampilan shoecare menjadi sumber pendapatan.

Kepala Sekolah SLB Negeri 01 Jakarta Dede Kurniasih berpendapat kegiatan ini karena dapat memberikan keterampilan yang praktis dan berguna bagi peserta didik di SLB Negeri 01 Jakarta.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Dr. Rini Sudarmanti, S.Sos., M.Si., menegaskan dukungan kampus terhadap kegiatan ini.

"Melalui kegiatan ini, mahasiswa kami menunjukkan bahwa komunikasi korporat bukan hanya tentang bisnis, melainkan sarana efektif menciptakan dampak sosial nyata bagi masyarakat." ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved