Kebakaran Glodok Plaza
Perputaran Uang Ratusan Juta per Hari, Glodok Plaza Belum Hitung Total Kerugian akibat Kebakaran
Pengelola Glodok Plaza, Jakarta Barat, belum bisa memastikan total kerugian yang dialami setelah dilanda kebakaran.
TRIBUNNEWS.COM - Pengelola Glodok Plaza, Jakarta Barat, belum bisa memastikan total kerugian yang dialami setelah dilanda kebakaran.
Marketing Glodok Plaza, Angga Aditya mengatakan, pihaknya masih memperhitungkan dari berbagai sisi.
"Sampai saat ini statement untuk resmi kerugiannya masih belum ada ya, masih diperhitungkan dari berbagai sisi ya," ujar Angga Aditya kepada wartawan di lokasi, Minggu (19/1/2025), dilansir Tribun Jakarta.
Meski begitu, Angga menyebut total perputaran uang di Glodok Plaza tiap harinya mencapai ratusan juta.
Sedangkan total pedagang yang mempunyai toko di Glodok Plaza mencapai 650.
"Pastinya sih di atas ratusan juta ya, karena kita punya toko itu sampai 650 toko. Yang semua kegiatan dari lantai LGF sampai lantai 7 ya, jumlahnya segitu," tuturnya.
Menurutnya, pengelola sudah membuka posko pengaduan agar para pedagang bisa memperoleh informasi jika sudah diberikan izin untuk masuk ke dalam gedung.
Adapun saat ini pihak pengelola tengah melakukan pembersihan di area Glodok Plaza agar nantinya para pedagang bisa segera mengecek barang dagangannya di tokonya masing-masing.
Di sisi lain, Angga mengungkapkan ada beberapa pedagang yang berusaha mendapat pemasukan dengan cara berjualan online melalui dagangan yang ada di gudang mereka.
"Cuma kalau tenant sendiri sih ya beberapa sudah coba mengurangi kerugiannya dengan beraktivitas di tempat lain ya."
"Bisa online atau dari pergudangan tempat dia sewa di gedung lain gitu," tuturnya.
Baca juga: Firasat Tak Biasa Tetangga Osima Sebelum Kebakaran Glodok Plaza, Burung Bersahutan, Suasana Mencekam
Proses Identifikasi Jenazah
Sementara itu, proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, masih berjalan.
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data pembanding antemortem meliputi sidik jari, gigi, dan DNA diberikan pihak keluarga, dengan data postmortem dari jenazah korban.
Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi mengatakan, secara prosedur identifikasi lewat pencocokkan data DNA membutuhkan waktu dua pekan.
"Pengalaman kami (dari operasi DVI) itu satu sampai dua minggu ya. Itu kalau lancar, mudah-mudahan lancar," kata Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Minggu.
Identifikasi melalui DNA membutuhkan waktu lantaran Tim DVI perlu melakukan serangkaian uji laboratorium untuk mencocokan data DNA antemortem dengan postmortem.
Proses identifikasi dapat lebih cepat jika terdapat data sidik jari dan gigi jenazah, tetapi karena kondisi jenazah yang terbakar pencocokan data sidik jari sulit dilakukan.
Sedangkan identifikasi jenazah melalui gigi membutuhkan data rekam medis pemeriksaan gigi korban semasa hidup atau foto gigi geligi yang menampilkan jelas kondisi gigi.
"Kemudian dari properti (pakaian, aksesoris seperti cincin) sedapat mungkin kalau masih ada tersisa ya kita upayakan kita analisa juga propertinya, pakaiannya dan lain sebagainya," ujarnya.
Fauzi berujar, sampai saat ini Posko Antemortem Tim DVI sudah menerima laporan dari 13 pihak keluarga korban yang kehilangan kerabatnya dalam kebakaran Glodok Plaza.
Kemudian ada delapan kantong jenazah di Posko Postmortem, tapi belum dapat dipastikan apakah masing-masing kantong jenazah berisi satu jenazah atau hanya bagian tubuh.
"Nanti kita periksa apakah dari delapan kantong jenazah itu isinya adalah bagian dari tubuh semua. Atau cuma serpihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya, kan kita enggak tahu," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: 650 Toko Terpaksa Tak Beroperasi, Pengelola Belum Hitung Kerugian Insiden Kebakaran Glodok Plaza.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Elga Hikari/Bima Putra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.