Senin, 29 September 2025

Polisi Gelar Perkara Kasus Pelecehan yang Dilakukan Eks Rektor Universitas Pancasila, Ini Hasilnya

Penyidik sudah mengantongi hasil visum psikiatrikum kedua korban dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur

Editor: Eko Sutriyanto
Kolase Tribunnews
Rektor Univesitas Pancasila Jakarta, Edie Toet Hendratno alias ETH, dilaporkan ke polisi atas kasus dugaan pelecehan seksual dua pegawai wanita. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi memberikan update kasus dugaan pelecehan seksual dengan terlapor mantan rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno.

Kasus ini naik ke tahap penyidikan usai penyidik Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara.

Polisi menyebut ada unsur tindak pidana dalam kasus dugaan pelecehan Edie Toet terhadap dua pegawainya.

"Dalam gelar perkara diputuskan ada dugaan tindak pidananya, makanya ditingkatkan statusnya ke penyidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Jumat (14/6/2024).

Penyidik sudah mengantongi hasil visum psikiatrikum kedua korban dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Saleh Husin, Agum Gumelar hingga Suhardi Alius Hadiri Pelantikan Rektor Baru Universitas Pancasila

Ade Ary mengatakan, polisi masih akan memeriksa sejumlah saksi untuk mendalami kasus ini.

"Selanjutnya penyidik melanjutkan prosesnya dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi dalam tahap penyidikan," terang dia.

 Edie sebelumnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pelecehan seksual terhadap dua stafnya yakni perempuan berinisial RZ dan DF namun membantah tuduhan telah melakukan pelecehan.

Edie tidak menyangka dituduh melakukan pelecehan seksual hingga membuatnya dipolisikan dan dinonaktifkan sebagai Rektor Universitas Pancasila.

"Tidak pernah terpikirkan sedikit pun oleh saya bisa berada di titik seperti ini," kata Edie, Kamis (29/2/2024).

Edie merasa kasus ini telah membuatnya berada di titik nadir.

Ia menyebut nama baiknya hancur dan prestasinya lenyap seketika.

"Titik nadir paling bawah. nama baik saya dipertaruhkan.

Bukan hanya nama baik saya yang hancur, prestasi, loyalitas saya tiba-tiba harus lenyap," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan