Rabu, 1 Oktober 2025

26 Hari Diculik, Bocah Asal Gunung Sahari Kerap Disentil Bibir dan Ditendang Pelaku Bila Tak Menurut

Malika Anastasya, bocah asal Gunung Sahari 26 hari hidup di jalan setelah diculik Iwan Sumarno. Terungkap perlakuan pelaku terhadap korban.

Penulis: Adi Suhendi
Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Ibu korban, Oni, memegang foto anaknya, Malika yang diduga diculik Iwan Sumarno di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat pada Senin (19/12/2022). Selama diculik Malika mendapan tindak kekerasan dari pelaku mulai dari disentil bibir hingga ditendang. 

Asep menjelaskan, hal itu didapatkanya dari keterangan MA pada saat menjalani asesmen pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Secara umum bilamana dilakukan sesuatu hal yang tidak sesuai dia (MA) akan disentil seperti itu," kata Asep.

Baca juga: Rekam Jejak Penculik Bocah di Gunung Sahari Jakpus: Pernah Dipenjara 7 Tahun Kasus Pencabulan Anak

Untuk memperdalam hal ini, Asep mengatakan pihak dokter dan tim medis RS Polri akan terus berupaya menggali hal itu terhadap MA.

Akan tetapi, untuk mengetahui apa yang dialami MA itu membutuhkan proses, mengingat usia korban yang masih anak-anak sehingga perlu kesabaran.

"Perlu proses perlu waktu sehingga ada keterbukaan hubungan antara ananda Malika dengan tim dokter yang ditunjuk," ucapnya.

Terpisah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, dari hasil visum itu ditemukan adanya sejumlah luka memar di tubuh korban.

Luka memar itu diindikasikan karena adanya kekerasan berupa tendangan dan sentilan yang dilakukan Iwan Sumarno.

"Terdapat kekerasan fisik berupa sentilan di bibir ananda M dan kekerasan diperkirakan tendangan di pinggang," ujarnya.

3. Tak Ditemukan Ada Kekerasan Seksual

Berdasarkan hasil visum, selama 26 hari bersama penculiknya, Malika dipastikan tidak mengalami kekerasan seksual.

"Hasil visum yang telah kita dapatkan hari ini disini memang tidak ditemukan tidak terjadi kekerasan seksual terhadap ananda M," kata Zulpan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (3/1/2023).

4. Didoktri Tak Keluar Gerobak

Kombes Endra Zulpan pun mengungkap pelaku senantiasa menekan korban agar menuruti kemauannya.

Satu di antaranya, korban dilarang keluar dari gerobak.

"Dalam gerobak itu 'kamu gak boleh keluar dari gerobak' gerobak itu kan tertutup. Dia disuruh dalam gerobak itu jongkok, menunduk," kata Zulpan.

Baca juga: Terduga Penculik Anak di Jakarta Pusat Ini Coba Hilangkan Jejak, Jual Gerobak Rongsoknya ke Pemulung

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved