Ubah Wajah Transportasi Jakarta, Pemprov DKI Menata Stasiun hingga Perbanyak Jalur Sepeda
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan pelayanan di bidang transportasi. Berbagai cara pun dilakukan Pemprov DKI Jakarta
Tak hanya meningkatkan layanan transportasi umum di darat maupun di pulau, Pemprov DKI juga terus mengembangkan sarana dan prasarana bagi pesepeda.

Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum atau moda transportasi lain yang lebih ramah lingkungan.
Hingga kini, terdapat 97,7 kilometer jalur sepeda yang tersebar di sejumlah wilayah Ibu Kota. Tahun ini, jalur sepeda akan diperluas lagi dengan target 195,6 kilometer.
Khusus di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah memasang 14 petunjuk arah (wayfinding) yang memuat QR Code sepeda sewa.
“Akan ada penambahan titik sepeda sewa di Jakarta. Ini telah dilakukan survei oleh Dinas Perhubungan bersama dengan ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) untuk meningkatkan ridership penggunaan sepeda sewa, yang semula 63 titik menjadi 96 titik lokasi,” kata Syafrin.
Wajah baru transportasi Jakarta ini pun diapresiasi masyarakat. Aryadita (28) salah satunya. Warga Halim, Jakarta Timur, ini mengaku, transportasi publik di Ibu Kota kini lebih aman dan nyaman dibandingkan sebelumnya.
"Dulu selalu was-was kalau naik angkutan umum. Beberapa kali juga pernah kecopetan di angkot. Tapi, sekarang lebih tenang. Lebih nyaman naik Transjakarta," ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun mengaku sangat terbantu dengan tarif Rp 0 yang berlaku di Mikrotrans. Ongkos perjalanannya dari rumah menuju tempat kerjanya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, menjadi jauh lebih murah.
"Sekarang ongkos ke kantor juga lebih murah ya. Mikrotrans gratis dan Transjakarta juga Rp 3.500 aja," ungkapnya.
Walau demikian, ada sedikit masukan yang disampaikannya untuk pelayanan Transjakarta. Ia meminta agar petugas yang dulu ada di dalam bus Transjakarta dikembalikan lagi, supaya penumpang bisa lebih nyaman dan aman.
"Kadang kasihan lihat ibu hamil atau orang tua enggak dapat tempat duduk, karena penumpang lain pura-pura enggak lihat. Kalau ada petugas di dalam bus, bisa dicariin tempat duduk," tuturnya.(*)