Sabtu, 4 Oktober 2025

Kembalikan Fungsi Taman Terbuka dan Pusat Kesenian Lewat Revitalisasi TIM

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, revitalisasi dilakukan agar para seniman bisa lebih maksimal dalam berkarya.

TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana
Penampakan Gedung Taman Parkir yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. 

Untuk interior dalam, kata Andra, saat ini memang belum sampai pada tahap penyelesaian.

Sebab, pengerjaan interior baru dilakukan pada revitalisasi tahap ketiga selanjutnya.

Meski begitu, Andra memastikan bahwa wajah baru Taman Ismail Marzuki ini akan dibuat berbeda dan lebih modern daripada sebelumnya.

"Nah, yang paling menarik itu di bagian perpustakaan daerahnya. Nanti dalamnya ada kayak hall besar, terus ruang bacanya seperti amphitheater, konsepnya naik ke atas gitu. Jadi orang bisa baca, sambil melihat ke satu space besar. Jadi kalau duduk enggak sumpek," kata Andra.

TIM Sebagai Ruang Terbuka Publik

Melintas di sepanjang Jalan Cikini, Jakarta Pusat, mudah sekali menjumpai deretan pertokoan sampai sejumlah penginapan.

Lokasinya yang strategis, dekat dengan pusat kota Jakarta, menjadikan kawasan Cikini sebagai salah satu jalan yang cukup sibuk setiap hari.

Banyak karyawan perkantoran, kaum muda, hingga masyarakat umum lalu lalang melintasi Jalan Cikini setiap hari.

Kehadiran wajah baru Taman Ismail Marzuki diharapkan bisa menjadi sebuah oase baru di tengah aktivitas yang padat di kawasan Jalan Cikini tersebut.

"Saya ingin, orang pas sampai di TIM merasa ada sebuah oase. Dari yang padat, tiba-tiba plong, ada sesuatu yang hijau gitu," kata Andra.

Menurutnya, wajah baru TIM nantinya tak hanya sekadar jadi lebih modern dan kekinian saja.

Tetapi, wajah baru Taman Ismail Marzuki juga mempertimbangkan aspek ruang terbuka publik.

Tak hanya menjadi pusat kebudayaan, kesenian, dan edukasi, tetapi TIM juga diharapkan bisa menjadi sebuah ruang terbuka bagi masyarakat di Jakarta.

"Saya pengen, Taman Ismail Marzuki itu memang seperti taman zaman dulu, kalau kita masuk TIM, saya enggak merasa kayak di taman. Rasanya lebih kayak masuk ke taman mobil. Karena mobil (parkir) semuanya. Nah, yang sekarang, pengennya lebih banyak hijaunya, lebih banyak resapannya buat Jakarta," kata Andra.

"Dulu di TIM ruang terbuka hijaunya cuma 11 persen. Sekarang sudah nambah jadi 29 persen. Jadi ruang hijaunya nambah signifikan," sambungnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved