Pihak Sekolah SDN Mangunjaya 04 Bungkam Soal Penyelidikan Kasus Toilet 'Mahal' oleh KPK
(KPK) melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi pembangunan toilet 'mewah' di sejumlah sekolah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi pembangunan toilet 'mewah' di sejumlah sekolah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
SDN Mangunjaya 04, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi menjadi satu dari beberapa sekolah dasar dan menengah yang memiliki toilet yang dibangun dengan biaya besar tersebut.
Kendati begitu, ketika ditanyakan terkait dengan proses penyelidikan yang sedang dilakukan KPK, pihak sekolah enggan berkomentar.
Seorang staf di SDN Mangunjaya 04 menyatakan, untuk perihal tersebut pihaknya menyerahkan kepada pemerintah dinas setempat.
"Kalau kami pihak sekolah, hanya menerima saja pembangunan toilet itu, dan kebetulan kami ketempatan, terkait itu (penyelidikan KPK) itu persoalan dinas," kata seorang staf yang enggan menyebutkan namanya itu, di SDN Mangunjaya 04, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (27/10/2021).
Lebih lanjut kata dia, perihal penyelidikan ini sebenarnya bisa disampaikan oleh pihak sekolah, namun melalui pimpinan dalam hal ini Kepala Sekolah.
Hanya saja saat Tribunnews.com mendatangi sekolah itu siang tadi, sang pimpinan menurut penuturannya sedang tidak ada di tempat.
Baca juga: Penampakan Toilet Mahal Seharga Rp196 Juta di SD Kabupaten Bekasi: Fasilitas Biasa-biasa Saja
"Untuk saat ini Kepsek (Kepala Sekolah) lagi keluar lagi di dinas beliau," tukasnya.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi pembangunan toilet mewah di sejumlah sekolah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebutkan, pihaknya telah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan selama proses penyelidikan berlangsung.
"Sejauh ini masih penyelidikan. Kita mengundang para pihak yang diduga mengetahui itu untuk dimintai keterangan, diklarifikasi, jadi belum yang pro justicia ya," kata Alex, panggilannya, di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (26/10/2021).
Ia mengakui, pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat perihal dugaan korupsi tersebut.

Pihaknya pun, kata dia, telah menerbitkan surat penyelidikan untuk melakukan verifikasi serta klarifikasi terhadap pihak-pihak yang diduga mengetahui dugaan rasuah tersebut.
"Jadi, belum ada upaya paksa yang kami lakukan," jelas Alex.
Hingga saat ini, kata dia, KPK belum menetapkan satu pun tersangka dalam perkara tersebut.
Hal itu, kata dia, akan dilakukan usai gelar perkara yang melibatkan tim penyelidik, penyidik, hingga penuntutan.
"Baru nanti dipresentasi ke pimpinan untuk memaparkan temuan-temuan apa yang bisa menjadi dasar untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka," ujar Alex.
Berdasarkan situs lpse.bekasikab.go.id, sumber dana untuk pembangunan WC berasal dari APBD Kabupaten Bekasi 2020.
Dalam situs itu juga disebutkan, pagu anggaran yang disediakan mencapai Rp198,5 juta hanya untuk sarana penunjang toilet sekolah.
Adapun total toilet yang dibangun Pemerintah Kabupaten Bekasi berjumlah 488 toilet yang tersebar di sejumlah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Dikutip dari Kompas.tv, pembangunan 488 toilet tersebut memakan anggaran sebanyak Rp98 miliar.
Kondisi Toilet 'Mahal'
Tribunnews.com, mencoba untuk mendatangi sekolah dasar tersebut, sesampainya di lokasi, nampak bangunan sekolah ini sedang menjalani proses renovasi.

Sedari gerbang masuk sekolah, belum terlihat bangunan toilet 'mahal' itu, perlu berjalan sedikit ke tengah lapangan sekolah untuk dapat melihat bangunan kecil berbentuk persegi itu.
Ketika melihat kondisinya, toilet yang sudah rampung pembangunannya ini terkesan tak ada pembeda dengan toilet yang ada pada umumnya.
Terlihat dari sisi depan, toilet yang dicat dengan warna kuning kombinasi hijau ini, hanya memiliki dua buah cermin panjang yang terpasang di sela-sela pintu dan dilengkapi satu wastafel tempat cuci tangan.
Bangunannya pun terlihat hanya ada dua sekat, dengan daun pintu berwarna cokelat serta kusen yang terbuat dari baja ringan yang dicat hitam.
Terdapat satu keran yang menandakan sebagai sarana cuci tangan berada tepat di depan toilet 'mahal' yang lokasinya terpisah dengan bangunan sekolah ini.
Ketika melihat ke sisi samping toilet, terdapat satu pintu lagi yang tidak diketahui kegunaannya untuk apa.
Sayangnya, Tribunnewscom tidak mendapat kesempatan untuk menjajal untuk buang air di toilet seharga hampir Rp200 juta itu.
Sebab, kedua pintu toilet terkunci dan pihak sekolah tak memberikan izin, dengan alasan sedang tidak ada proses belajar mengajar.
Alhasil, Tribunnews tidak dapat melihat kondisi di bagian dalam toilet serta fasilitas apa saja yang tersedia.
Namun jika mengutip Tribunjakarta.com, toilet ini hanya dilengkapi dua unit kloset jongkok dan urinoir untuk buang air kecil.
Untuk bagian belakang toilet ini sendiri langsung berbatasan dengan dinding pembatas antara sekolah dengan kediaman warga.
Sedangkan di sisi lainnya terdapat sebuah bangunan yang masih dalam tahap proses pengerjaan memiliki 2 lantai yang diketahui merupakan bangunan sekolah untuk ruang belajar.