Ini Cerita Kalapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur Ketika Mengenang Masa Lalunya
Berbicara puasa, Mujiarto menjelaskan bahwa banyak momen yang harus dimanfaatkan untuk mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan adalah sebuah anugerah terindah yang diidamkan umat Islam, itu kalimat Kalapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Mujiarto ketika membuka pembicaraan tentang indahnya puasa.
Berbicara puasa, Mujiarto menjelaskan bahwa banyak momen yang harus dimanfaatkan untuk mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Untuk itu, Mujiarto berupaya untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik sekaligus berbuat baik terhadap sesama.
"Tentunya kita semua senang dengan bulan penuh ampunan ini. Untuk itu kita harus berupaya menjalankan ibadah puasa ini dengan baik, dan menebarkan kebaikan terhadap sesama," ujarnya.
Lebih lanjut, Mujiarto mengatakan bahwa bulan puasa adalah bulan yang menyimpan beragam kisah dan selalu terkenang di dalam pikiran, terlebih ketika mengenang momen Ramadan saat masa kecil.
Saat masa kecil, Mujiarto memiliki banyak cerita ketika menyambut dan menjalankan ibadah puasa tersebut, tak terkecuali saat melakukan ngabuburit.
Ketika ngabuburit, Mujiarto kerap menghabiskan waktu bermain bersama teman-teman seusianya.
"Saya lahir dan besar di daerah Condet, Jakarta timur. Saya besar di lingkungan masyarakat Betawi permainan seperti petasan, lodong, petak umpet itu permainan-permainan di daerah Betawi yang saya lakukan pada masa kecil," ujarnya.
Mujiarto membeberkan bahwa sejak kecil dirinya sudah akrab dengan permainan-permainan tradisional sehingga ketika mengenang masa kecil saat Ramadan tiba merupakan suatu hal yang menyenangkan.
Tidak hanya itu, Mujiarto pun memiliki momen yang tidak dapat dilupakan saat Ramadan tiba.
"Momen yang tidak bisa dilupakan saat kecil ya saat main petasan setelah salat tarawih, main petasan janwe, saya yang bakar petasan tersebut tapi saya yang dikejar petasan," ungkapnya.
Terkait profesi, Mujiarto menegaskan bahwa Bumi Tegar Beriman merupakan suatu tempat yang sangat bersahabat bagi dirinya.
"Saya SD, SMP, SMA, kuliah di Jakarta. Saya bertugas sudah di 8 Propinsi mulai diawali di Ternate, Maluku Utara, DKI Jakarta, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ambon Maluku, Kayuagung Sumsel, Gunung Sindur Bogor, Makassar Sulsel, Tigaraksa Banten, Gunung Sindur Bogor," tegasnya.
"Saya 2 kali bertugas di Lapas Gunung Sindur. Ketika itu di Lapas Kelas III Gunung Sindur, sekarang menjadi Lapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur," tambahnya.