Cerita Rumah Dikepung Tembok di Ciledug Hingga Wali Kota Tangerang Turun Tangan
Pada kesempatan tersebut, Asep menerangkan bahwa sebenarnya jalanan tersebut di waqafkan oleh orang tua dari Ruli.
Mulai dari anak-anak, hingga orang dewasa harus memanjat tembok beton berjeruji tajam untuk beraktivitas.
Lantaran, akses jalan ke rumahnya terbeton layaknya terkurung dalam sangkar.
Satu dari dari beberapa pemilik rumah, Asep menjelaskan kalau dirinya sudah jadi ahli panjat tembok beton sejak dua tahun lalu.
Sebab, proses betonisasi terjadi sejak tahun 2019.
Asep menjelaskan, almarhum kakeknya, Munir, membeli rumah melalui acara lelang dari sebuah bank.
Munir pun berhasil membeli tanah dengan harga murah seluas 1.000 meter.
"Sekitar tahun 2016 beli rumah, harganya murah banget dari hasil lelang. Itu sudah lengkap sama bangunannya," kata Asep, Senin (15/3/2021).
Pasalnya, almarhum Munir tidak tahu menahu soal kepemilikan tanah tersebut.
Tiba-tiba pada tahun 2019, seseorang yang mengaku pewaris tanah tiba-tiba datang.
"Tapi jalan yang di situ punya saya dipagar lah jalan itu," kata Asep menirukan nada yang mengaku sebagai ahli waris.
"Saat itu, kami masih dikasih akses masuk, cuma bisa satu motor," tambah Asep
Lanjutnya, ketika memasuki musim hujan awal tahun ini, kawasan tersebut digenangi banjir tinggi.
Menyebabkan beton yang menghalangi rumahnya roboh.
"Eh malah setelah banjir dipasang kawat di atas," keluh Asep.
Asep juga mengatakan, ibunya mengalami trauma saat beton yang menutupi rumahnnya roboh.