Banjir di Jakarta
Soal Banjir Jakarta, Pusat Studi Bencana LPPM UNS Sarankan Pemprov DKI Pasang Sistem Peringatan Dini
Terkait banjir yang melanda Jakarta, Pusat Studi Bencana LPPM UNS tekankan pentingnya Early Warning System (EWS) yang terintegrasi.
Dengan begitu, dapat ditentukan level bahaya dari seluruh daerah aliran sungai (DAS) yang mengalir dari hulu ke hilir di Jakarta.
Sorja menambahkan, terdapat empat level bahaya yang digunakan sistem ini.
"Level bahaya yang dapat digunakan dalam iFEWS ada empat level, yaitu normal, siaga, waspada, dan awas," kata Sorja.
Ia menambahkan, dengan adanya peringatan dini untuk mengungsi dari penggunaan sistem ini, Pemprov DKI Jakarta diharapkan dapat mengurangi resiko korban dan kerugian material.
Selain memanfaatkan sistem iFEWS, Sorja mengingatkan, pembuatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Kontijensi (Renkon) banjir juga sangat penting.
Hal tersebut dimaksudkan agar setiap kabupaten atau kota yang dilalui DAS sungai Jakarta dapat bersinergi dalam melaksanakan RPB dan Renkon bila terjadi banjir.
“Hal lain yang perlu dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi banjir ibukota adalah dengan membuat dokumen RPB dan Renkon banjir," tuturnya.
"Dokumen ini harus melibatkan kabupaten atau kota yang dilewati oleh DAS sungai yang masuk ke Jakarta," sambung Sorja.
Menurutnya, terdapat 13 sungai yang melewati Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta.
Setelah dokumen tersusun maka setiap kabupaten atau kota yang dilalui DAS sungai Jakarta harus berkomitmen untuk melaksanakan RPB dan Renkon bila terjadi banjir.
"Permasalah banjir tidak bisa dilaksanakan di daerah hulu atau hilir saja, tapi harus terintegrasi dari hulu ke hilir,” pungkas Sorja.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)