Minggu, 5 Oktober 2025

Banjir Jakarta

Fahri Hamzah Sebut Kerugian Korban Banjir Sangat Kasat Mata: Negara Harus Bayar Kerugian Rakyat

Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah menuturkan harus ada ganti rugi dari pemerintah untuk korban banjir.

Editor: Daryono
Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Dean Pahrevi - Tribunnews/Herudin
Fahri Hamzah, Anies Baswedan, dan Joko Widodo. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah menuturkan harus ada ganti rugi dari pemerintah untuk korban banjir.

Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah dalam akun media sosial Twitter pribadi miliknya, @Fahrihamzah, Kamis (2/1/2020).

Fahri Hamzah menyebut kerugian yang dialami rakyat akibat musibah banjir sangat kasat mata.

Menurut Fahri Hamzah banjir terjadi salah satunya karena ada unsur kelalaian dari pemerintah dalam mengatasi bencana banjir.

Oleh sebab itu, pemerintah harus membayar ganti rugi kepada para korban yang terdampak banjir.

Fahri Hamzah meyakini, permasalahan banjir dan macet di Jakarta akan lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden dibanding gubernur. (Instagram @fahrihamzah)
Fahri Hamzah meyakini, permasalahan banjir dan macet di Jakarta akan lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden dibanding gubernur. (Instagram @fahrihamzah) (Instagram @fahrihamzah)

"Saya melihat kerugian rakyat yang sangat kasat mata.

Menurut saya harus ada ganti rugi.

Kalau gempa saja yang murni peristiwa alam ada ganti rugi, apalagi banjir yang ada unsur kelalaian pemerintahan.

Negara harus bayar kerugian rakyat. Rumah, mobil dan fasilitas usaha harus diganti," tulis Fahri Hamzah.

Diberitakan sebelumnya, Fahri Hamzah yakin jika masalah banjir di Jakarta bisa dituntaskan, kuncinya adalah kerendahan hati. 

Fahri Hamzah menuturkan untuk menuntaskan masalah banjir hanya memerlukan satu syarat saja.

Yakni kerendahan hati untuk bersatu membaca persoalan bersama.

"Maka kalau mau menuntaskan banjir di tiga provinsi ini dan di Indonesia secara umum, kita bisa menggunakan laporan yang saya pernah buat.

Dan itu hanya memerlukan satu saja syarat: kerendahan hati untuk bersatu membaca persoalan bersama.

Terutama dari yang paling kuat, itu saja," tulis Fahri Hamzah.

Awalnya, Fahri Hamzah mengomentari cuitan Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman di Twitter.

Dalam cuitannya, Fadjroel Rachman mengungkapkan, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberi intruksi untuk menanganani banjir di Jakarta.

Cuitan tersebut langsung direspons oleh Fahri Hamzah.

"Pak Jubir, kalau masalah berulang dengan sebuah intruksi selanjutnya jangan intruksi lagi.

Itu pemahaman saya, ini presidensialisme yang memberikan hak intervensi yang cukup jauh kepada presiden, sikat aja bro," tulis Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah menyebut, hal yang harus diutamakan adalah mementingkan keselamatan rakyat.

"Kalau ada masalah besar dan jabatan kecil nggak sanggup, rakyat berharap negara menggunakan jabatan besar.

Rakyat tidak punya urusan dengan pertengkaran politik pejabat, kepentingan rakyat adalah keselamatan dan keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, seperti kata Cicero," tulisnya.

Fahri Hamzah menyebut, sudah banyak yang menjanjikan untuk mengatasi masalah banjir saat musim hujan termasuk Presiden, namun banjir terus datang saat musim hujan.

Maka dari itu, Fahri Hamzah meminta kita semua tidak saling menyalahkan satu sama lain.

Lebih baik para pejabat terbuka tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya sendiri pernah menjadi ketua Tim DPR untuk penanggulangan musibah gempa Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, Banten dan Lampung.

Kalau melihat polanya, masalahnya sama dan sudah saya laporkan," jelas Fahri Hamzah dalam cuitannya di Twitter pribadinya.

Lalu Fahri Hamzah menuliskan ringkasan masalah yang ia maksud tersebut.

Pertama adalah lemahnya kemampuan membaca gambar besar persoalan.

Kedua, ketiadaan rencana jangka panjang.

Ketiga kelemahan kordinasi dan kekompakan.

Keempat adalah kepemimpinan.

Kemudian yang terakhir adalah kecepatan dan ketepatan.

Ada anggaran dan Sumber Daya Manusia yang cukup untuk melakukan pembenahan masalah tersebut.

Diketahui, akibat hujan deras yang tak kunjung berhenti sejak Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2019), sejumlah wilayah di DKI Jakarta dilanda banjir.

Meski saat ini air sudah mulai surut, namun warga harus tetap waspada jika sewaktu-waktu banjir kembali datang.

Banjir yang terjadi merata hampir di seluruh Wilayah DKI Jakarta.

Titik banjir terbanyak berada di Jakarta Timur, yakni terdapat sekira 11 titik banjir.

Tak hanya itu, beberapa wilayah di Bekasi, Bogor, Tangerang serta Depok pun turut terendam air.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved