Cerita Seorang Ayah 'Membelah' Pemukiman di Jaksel Jajakan Mainan Sambil Boncengi Anaknya
Bersama anak semata wayangnya, Moon Aisyah Putri (4), yang duduk di keranjang belakang sepeda, Sigit menjajakan mainan itu menyusuri permukiman
Sigit mengaku harus tinggal mengemper bersama Aisyah dari satu tempat ke tempat lain lantaran sudah tak memiliki rumah untuk berlindung.
Ia sudah tak mengontrak lagi sejak tahun 2015 lantaran desakan ekonomi yang menderanya.
Mereka berdua pun terkadang bermalam di emperan, misalnya, di tepi jalan, atau pos RW.
"Kalau tidur di mana aja, ngemper sambil bawa dagangan. Kadang tidur enggak tenang karena sambil melihat orang mabok. Terus besoknya kerja keliling Pejaten, Kalibata, dan Jati Padang," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (23/11/2019).
Sepeda yang Sigit bawa ibarat sebuah lemari pakaian berjalan.
Sebab, di bak sepedanya berisi tumpukan pakaian untuk Sigit dan Aisyah.
Akte kelahiran Aisyah dan beberapa foto kopi akte tersebut juga tersimpan di dalam tas yang diletakkan di keranjang depan sepeda.
Ingin Sekolah

Sigit mengatakan Aisyah ingin sekali merasakan bergaul bersama teman-temannya di taman kanak-kanak.
Memang sudah seharusnya, anak seumurannya merasakan bangku sekolah.
Namun, Sigit belum bisa mewujudkan keinginan itu.
Aisyah pun terombang-ambing dalam ketidakpastian hidup Sigit.
"Mau dimasukkan TK belum ada biaya. Kalau dagang enggak ke sekolah-sekolah, karena saya enggak tega melihat Aisyah yang kepingin sekolah," tambahnya.
Bahkan, tak jarang anak sekecil itu harus ikut ayahnya lari dari kejaran Satpol PP.

• Polisi Ringkus Kelompok Ketapel dan Bom Bola Karet & Lepas Monyet Coba Gagalkan Pelantikan Presiden
• Hindari Operasi Zebra, Pengendara Motor di Jalur Busway Kompak Putar Balik
• Ini Penyebab Kemacetan Parah Terjadi di Jalan Jenderal Ahmad Yani Bekasi
Sudah tiga kali, lanjut Sigit, dirinya ditangkap oleh petugas itu.