Pilpres 2019
Berkah Ibu Ayu 'Si Penjual Jengkol' di Gedung Mahkamah Konstitusi
Dua tahun Ayu berdagang di Kantin Keadilan. Beberapa hari belakangan ini, adalah yang tersibuk.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sidang gugatan hasil pemilihan presiden yang sedang berlangsung membawa berkah bagi para pedagang di Gedung Mahkamah Konstitusi.
"Nama saya Sri Rahayu. Dipanggil Bu Ayu," kata perempuan berusia 48 tahun di Kantin Keadilan, yang berada di lantai dasar Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat.
Ayu terlihat sibuk. Mengantar makanan ke meja-meja di area persegi panjang.
Duduk sejumlah aparat kepolisian berseragam hitam, yang tengah istirahat untuk makan siang, usai Salat Jumat.
Ayu, yang mengenakan kerudung ungu muda, dengan pakaian merah lengan panjang ini, mengantar pesanan ke meja-meja.
"Silakan Pak," kata Ayu seraya tersenyum, menyajikan makanan kepada pembeli.
Dua tahun Ayu berdagang di Kantin Keadilan. Beberapa hari belakangan ini, adalah yang tersibuk. Karena sidang gugatan hasil pemilihan presiden akan berlangsung hingga 28 Juni 2019 mendatang.
Baca: Bambang Widjojanto Ragukan Kredibilitas Ahli dan Tuding Sebagai Kader Golkar, Ini Kata Ahli 01
"Naiknya, bisa tiga kali lipat," tutur perempuan yang tinggal di Bogor ini, mengisahkan jumlah pendapatan yang bertambah, karena adanya sidang gugatan hasil Pilpres.
Jam 03.00 pagi Ayu sudah bangun. Ia menyiapkan barang dagangan, yang akan dibawa ke Ibu Kota. Berangkat jam 07.00 dari Stasiun Bogor.
"Mengantar anak kecil dulu sekolah," tuturnya. Ia turun dari Stasiun Tanah Abang, dan naik ojek ke Gedung MK.
Baru sekira jam 09.00, ia menyiapkan kedai "Ibu Ayu". Berjualan jenis makanan, yakni Sop Ayam, Sop Daging, dan makanan khas Sunda.
"Khas-nya di sini jengkol. Paling laku. Justru orang ke sini nyari jengkol. Karena bumbunya turun temurun dari nenek saya," cerita Ayu soal jengkol.
Ayu bersyukur pendapatannya bertambah. Jika tak ada sidang, Ayu meraup uang dari dagangan berkisar puluhan ribu rupiah. "Biasanya Rp 67 ribu paling kecil," lirih Ayu.
Namun, selama sidang ini, pendapatannya bertambah. Bahkan, bisa mencapai ratusan ribu per hari. "Bisa Rp 500 ribu, bisa Rp 1 juta," tutur Ayu.
Ayu menceritakan, beratnya membawa barang dagangan dari Bogor ke Jakarta.