Pembunuhan di Bekasi
Dua Hari Pelarian Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Titip Mobil Berakhir di Kaki Gunung
Pemilik rumah indekos di Cikarang menceritakan bagaimana terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi mengontrak dan menitipkan mobil.
Menurut anak pemilik rumah kostan, Alif Baihaqi, saat polisi datang dirinya diminta untuk menghubungi HS.
Alif pun mengirimkan SMS yang berisi tagihan agar HS segera melunasi sisa pembayaran kontrakan. SMS tersebut hanya sebagai trik untuk membantu polisi melacak keberadaan HS.
"Polisi meminta saya untuk SMS dia terus dengan dalih menagih sisa pembayaran sebesar Rp 500 ribu. Beberapa kali tidak menjawab, terakhir dia menjawab akan segera dilunasi," jelasnya saat dihubungi, Bekasi, Kamis (15/11/2018)
Namun, upaya menghubungi HS dengan cara menelepon tidak berhasil.
"Dia balas 'saya sedang meeting'. Sudah itu saja dan akan membayar melalui M-Banking," ucap Alif.
Gunung Guntur
Setelah menemukan mobil yang dibawa HS serta mencoba menghubungi telepon selulernya, kepolisian pun akhirnya mengetahui keberadaan HS.
Polisi pun bergerak cepat hingga akhirnya menangkap HS di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, Rabu (15/11/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.
"Sampai di Garut kita mendapatkan HS ada di kaki gunung Guntur. Di sana dia berada di suatu rumah atau saung," ujar Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Kepada petugas, HS mengaku hendak naik gunung.

Polisi lalu melakukan penggeledahan terhadap barang yang dibawa oleh HS.
"Setelah kita Geledah ada kunci mobil merek Nissan kemudian ada handphone. Lalu ada uang Rp 4 juta disana," jelas Argo.
Kemudian pihak kepolisian langsung membawa HS ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan.
Sempat mengelak membunuh keluarga Diperum Nainggolan, HS pun akhirnya mengakui perbuatannya dan akhirnya polisi menetapkannya sebagai tersangka dan menahannya.
Baca: HS Akui Dendam Nekat Bunuh 1 Keluarga di Bekasi yang Masih Kerabatnya, Begini Hubungan Mereka di FB
Pengakuan HS kepada polisi, ia membunuh Diperum Nainggolan dan istrinya, Maya Ambarita, menggunakan sebuah linggis.
Sementara itu, kedua anak Diperum, Sarah dan Arya Nainggolan dibekap HS hingga tewas.
Namun linggis yang digunakan untuk membunuh Diperum dan istrinya dibuangnya di kawasan Kalimalang guna menghilangkan jejak.
"Ya HS membuang linggis tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Jumat (16/11/2018). (tribunnews.com/ wartakotalive.com/ tribunjakarta.com)